Buthus tamulus merupakan salah satu spesies dari kelas arachnida dengan
ordo scorpionida. Kelas ini juga termasuk kalajengking dan laba-laba. Ada
sekitar 2000 spesies kalajengking. Kalajengking tergolong
artropoda pengganggu kesehatan. Ia menjadi perhatian manusia karena
kemampuannya menimbulkan kesakitan dan ketakutan akan racun yang dikeluarkan
ketika menyengat. Kalajengking juga merupakan komponen penting di dalam suatu
ekosistem, dan merupakan satu di antara artropoda terstian tertua. Fosilnya
ditemukan sejak zaman Paleozoik 430 juta tahun yang lalu dengan penanpilan yang
serupa dengan yang ditemukan saat ini. Mereka banyak ditemukan di selatan dari 490LU,
kecuali New Zealand dan Antartica. Di Indonesia sendiri, Kalajengking hampir
tersebar di seluruh hutan di di wilayahIndonesia, terutama di wilayah Jawa,
Sumatera dan Maluku.
1. KLASIFIKASI
ü Kerajaan :
Animalia
ü
Filum :
Arthropoda
ü
Sub Filum :
Chelicerata
ü Upafilum :
Chelicerata
ü Kelas :
Arachnida
ü Upakelas :
Dromopoda
ü
Ordo :
Scorpiones
ü
Genus :
Buthus
ü
Spesies :
Buthus tumulus/spionida sp
Kalajengking merupakan
salah satu jenis arthropoda atau hewan yang berkaki delapan, kalajengking masuk
dalam kelas Arachida dan termasuk dalam ordo Scorpiones.
Perlu diketahui bahwa
seluruh spesies kalajengking mempunyai bisa. Pada umumnya, bisa kalajengking
termasuk sebagai neurotoxin. Suatu pengecualian adalah Hemiscorpius lepturus
yang memiliki bisa cytotoxic.
Komposisi dari neurotoxin
terdiri dari protein kecil, juga sodium dan potassium, yang berguna untuk
mengganggu transmisi neuro sang korban. Kalajengking menggunakan bisanya untuk
membunuh atau melumpuhkan mangsa mereka agar mudah dimakan.
2. ASAL-USUL
Kalajengking purba muncul pada pertengahan Masa Paleozoikum, kira-kira 400
juta tahun yang lalu. Berbeda dengan kalajengking pada umumnya, bentuk
kalajengking purba lebih sederhana. Tubuhnya terdiri dari banyak ruas-ruas yang
terlindung cangkang tipis. Perbedaan lainnya adalah ukuran tubuh beberapa jenis
kalajengking purba yang mencapai 100 kali ukuran kalajengking masa sekarang, 2
hingga 3 meter. Selain itu, kalajengking purba juga hidup di air.
3. MORFOLOGI
Morfologi kalajengking (Buthus tumulus) adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai sepasang umbai-umbai yang kuat dan
cakar bentuk penjepit (pedipalpus) yang terletak tepat di depan 4 pasang kaki.
2. Kaki disesuaikan untuk berjalan, cephalothorax
tidak bersegmen dan tertutup oleh selembar lempeng kitin tebal yang disebut
dengan carapace.
3. Terdapat 2-12 buah mata ocelli, abdomen
bersegmen 12 buah, yang 7 segmen disebut mesosoma besar dan 5 segmen terminal
(metasoma) sangat menyempit.
4. Pada ujung ekor terdapat telson yang berpangkal
pada sepasang sisir pada sisi ventral segmen II abdomen. Pemanjangan pada ujung
abdomen berbentuk seperti ekor sebagai alat sengat (telson) yang mengandung
kelenjar toksin.
5. Alat nafas berupa 4 pasang paru-paru terletak
sebelah ventral di antara segmen III dan XV abdomen
6. Bernafas dengan paru-paru buku.
7. Tidak mempunyai antenna
8. Kaki 4 pasang untuk berjalan yang keluar dari
cephalothorax
9. Cephalothorax tidak bersegmen.
Sebagaimana Arachnida,
kalajengking mempunyai mulut yang disebut khelisera, sepasang pedipalpi, dan
empat pasang tungkai. Pedipalpi seperti capit terutama digunakan untuk
menangkap mangsa dan alat pertahanan, tetapi juga dilengkapi dengan berbagai
tipe rambut sensor. Tubuhnya dibagi menjadi dua bagian yaitu sefalotoraks dan
abdomen. Sefalotoraks ditutup oleh karapas atau pelindung kepala yang biasanya
mempunyai sepasang mata median dan 2-5 pasang mata lateral di depan ujung
depan. Beberapa kalajengking yang hidup di guwa dan di literI sekitar
permukiman tidak mempunyai mata.
Abdomen terdiri atas 12
ruas yang jelas, dengan bagian lima ruas terakhir membentuk ruas metasoma yang
oleh kebanyakan orang menyebutnya ekor. Ujung abdomen disebut telson, yang
bentuknya bulat mengandung kelenjar racun (venom). Alat penyengat berbentuk
lancip tempat mengalirkan venom. Padabagian ventral, kalajengking mempunyai
sepasang organ sensorisy ang bentuknya seperti sisir unik disebut pektin.
Pektin ini biasanya lebih besar dan mempunyai gigi lebih banyak pada yang
jantan dan digunakan sebagai sensor terhadap permukaan tekstur dan vibrasi.
Pektin juga bekerja sebagai kemoreseptor (sensor kimia) untuk mendeteksi
feromon (komunikasi kimia).
4. JENIS-JENIS KALAJENGKING
Kalajengking, hewan yang
selalu diasumsikan sebagai hewan berbahaya ini adalah salah satu jenis
arthropoda atau hewan berkaki delapan. Kalajengking masuk dalam kelas Arachnida
dan termasuk dalam ordo Scorpiones. Memang seluruh spesies kalajengking
mempunyai bisa yang pada sebagian besar spesies kalajengking, bisa ini termasuk
sebagai bisa neurotoxin. Kecuali kalajengking spesies Hemiscorpius lepturus,
bisa yang dimiliki adalah bisa cytotoxic.
Komposisi bisa neurotoxin
kalajengking sendiri terdiri dari protein kecil, sodium dan potassium yang
berguna untuk mengganggu transmisi neuro atau syaraf sang korban. Kalajengking
menggunakan bisa ini untuk melumpuhkan mangsanya agar mudah dimakan.
Kebanyakan kalajengking
tidak berbahaya bagi manusia karena sengatan kalajengking hanya mengakibatkan
efek lokal seperti rasa sakit & pembengkakan. Bisa kalajengking lebih
berfungsi terhadap arthropoda lainnya. Tapi memang ada beberapa spesies
kalajengking, terutama dalam keluarga Buthidae, bisa membahayakan bagi
manusia.
Beberapa spesies
kalajengking yang paling berbahaya adalah Leiurus quinquestriatus, Tityus
(anggota dari genus Parabuthus), Centruroides dan Androctonus. Kalajengking
yang paling banyak menyebabkan kematian manusia adalah spesies Androctonus
Australis. Di bawah ini adalah jenis jenis kalajengking yang cukup berbahaya,
beberapa diantaranya memiliki bisa yang dapat membunuh manusia:
a. KALAJENGKING DEATH STALKER
(Leiurus quinquestriatus)
ü
Type: Terrestrial, Opportunistic Burrower
ü
Origin: Timur Tengah dan Afrika Utara
ü
Size: 10-13 cm
ü Temperamen: Agresive
Deathstalker dikenal
sebagai spesies yang memiliki racun paling mematikan racunnya adalah campuran
dari berbagai racun neurotoxin yang sangat kuat yang dapat menyebabkan rasa
sakit yang sangat tidak tertahankan, kemudian demam, diikuti dengan koma,
kejang-kejang, kelumpuhan dan kematian.
Untungnya, untuk manusia
dewasa yang sehat, walaupun menyakitkan, tapi tidak dapat membunuh. Anak kecil,
orang tua dan individu yang lemah (misalnya jantung lemah) berada pada kelompok
beresiko tinggi akan kematian bila tersengat kalajengking ini.
Death Stalker
Deathstalker adalah
kalajegking yang bersifat terrestrial & tinggal di dalam tanah (burrower).
Kalajengking jenis ini berasal dari Timur Tengah & Afrika Utara.
Deathstalker dikenal sebagai spesies yang memiliki racun paling mematikan.
Kalajengking yang dewasanya berukuran 10 hingga 13 cm ini racunnya adalah
campuran dari berbagai racun neurotoxin yang sangat kuat yang dapat menyebabkan
rasa sakit yang sangat tidak tertahankan, demam yang diikuti dengan koma,
kejang-kejang, kelumpuhan dan bahkan bisa menyebabkan kematian. Tapi untungnya
untuk manusia dewasa yang sehat racun kalajengking ini tidak mematikan walaupun
sangat menyakitkan jika tersengat. Bila yang tersengat bisa kalajengking yang
sangat agresif ini adalah anak kecil, orang tua dan individu yang lemah
(misalnya menderita jantung lemah) hal ini akan beresiko tinggi dan dapat
berakibat fatal.
b. KALAJENGKING ARABIAN
FAT-TAILED
(Androctonus crassicauda)
ü
Type: Terrestrial dessert
ü
Origin: Timur Tengah dan
Afrika Utara
ü
Size: Sekitar 10 cm
ü
Temperamen: Tidak terlalu
agresive
Fat-tailed scorpion atau
Androctonus merupakan salah satu spesies kalajengking paling beracun di dunia.
namanya aj “Androctonus” yang berarti man-killer. Diantara seluruh spesies
Androctonus mungkin yang paling bahaya adalah Arabian Fat-tailed Scorpion ini,
racun yg dia miliki bisa menyaingi racun Deathstalker.
Racun yang spesies ini
miliki juga terdiri dari neurotoxin. Spesies ini bertanggung jwb atas kematian
beberapa orang tiap tahunnya. Saat ini masih menjadi perdebatan siapakah
kalajengking paling mematikan, apakah Deathstalker atau Arabian Fat-tailed
Androctonus Crassicauda
Kalajengking fat-tailed atau Androctonus yang berasal dari Timur
Tengah & Afrika Utara ini adalah salah satu spesies kalajengking
paling beracun di dunia. Nama “Androctonus” berarti man-killer atau pembunuh
manusia. Diantara seluruh spesies Androctonus mungkin yang paling bahaya adalah
Arabian Fat-tailed Scorpion ini, bisa yg dimiliki kalajengking ini dapat
menyaingi bisa Deathstalker. Bisa dari spesies kalajengking yang berukuran
sekitar 10 cm ini juga terdiri dari neurotoxin. Walaupun temperamennya tidak
terlalu agresif, spesies ini bertanggung jawab atas kematian beberapa orang
tiap tahunnya
c. KALAJENGKING YELLOW FAT-TAILED
(Androctonus australis)
ü
Type: Terrestrial
ü
Origin: Timur Tengah,
Afrika Utara, India
ü
Size: Lebih dari 9 cm
ü
Temperamen: Kadang
agresive, kadang calm
Sesuai dengan jenisnya
yaitu jenis “Androctonus”, yellow fat-tailed merupakan jenis yang sangat
mematikan, walaupun racun nya tidak sekuat Deathstalker ataupun Arabian
fat-tailed, racun yellow fat-tailed bisa membunuh seseorang dalam waktu 2 jam
apabila tidak segera diberi serumnya. Mendapatkan serumnya juga tidak terlalu
mudah, bahkan di Amerika Serikat saja dalam mendapatkan serumnya sangat sulit.
Androctonus Australis
Walaupun racun kalajengking ini tidak sekuat Deathstalker atau Arabian
fat-tailed, racun yellow fat-tailed juga dapat membunuh seseorang dalam waktu 2
jam bila yang tersengat tidak segera diberi anti venomnya. Ini membuat kalajengking
yellow fat-tailed yang hanya berukuran 9 cm ini termasuk jenis kalajengking
yang sangat mematikan. Temperamen kalajengking inipun susah ditebak, kadang
terlihat agresif & kadang terlihat kalem. Untuk mendapatkan serum
kalajengking yang berasal dari Timur Tengah, Afrika Utara & India ini bukan
hal yang mudah, bahkan untuk mendapatkan serum kalajengking ini, Amerika
Serikat sangat mengalami kesulitan.
d. KALAJENGKING BLACK SPITTING THICKTAIL
(Parabuthus transvaalicus)
ü
Type: Opportunistic
Burrower
ü
Origin: Afrika
ü
Size: Sekitar 12 cm
ü
Temperamen: Cukup agresive
Kenapa jenis yang satu ini
mendapat julukan Black Spitting Thicktail Scorpion? Ini dikarenakan mereka bisa
menyemburkan racun mereka seperti halnya kobra. racun yg mereka semburkan dapat
sampai berjarak 1 meter, dan apabila terkena mata dapat menyebabkan rasa yang
sangat perih dan kebutaan sementara, namun kebutaan ini bisa menjadi permanen
jika racun tidak segera dibersihkan.
Kemampuannya inilah yang
membuat ia dianggap sebagai spesies yang cukup berbahaya, namun kadar racunnya
tidak tergolong mematikan. walaupun begitu racun yg dimiliki jenis ini
berbahaya untuk anak-anak dan orang yang alergi terhadap racun ini.
Parabuthus Transvaalicus
Bisa ditebak dari namanya,
kalajengking yang satu ini mendapat julukan Black Spitting Thicktail karena
kalajengking dari Afrika yang berukuran dewasa 12 cm ini bisa menyemburkan
racun mereka seperti ular kobra. Racun yang disemburkan bisa berjarak hingga 1
meter, dan bila terkena mata dapat menimbulkan rasa yang sangat perih dan
kebutaan sementara, tapi perlu dicatata kalu kebutaan sementara ini bisa
menjadi permanen jika mata yang terkena racun tidak segera dibersihkan.
Kemampuannya yang cukup aneh (menyemburkan racun) untuk jenis kalajengking ini
membuat hewan ini dianggap sebagai spesies yang cukup berbahaya, walaupun kadar
racunnya tidak tergolong mematikan. Tapi racun yang dimiliki jenis ini akan
dapat membahayakan anak-anak dan orang yang memiliki alergi terhadap racun
kalajengking ini.
Kenapa jenis yang satu inimendapat julukan
Black SpittingThicktail Scorpion? Ini dikarenakan mereka bisamenyemburkan racun
mereka seperti halnyakobra. racun yg mereka semburkan dapatsampai berjarak 1
meter, dan apabila terkenamata dapat menyebabkan rasa yang sangatperih dan
kebutaan sementara, namun kebutaanini bisa menjadi permanen jika racun
tidaksegera dibersihkan. Kemampuannya inilah yang membuat iadianggap sebagai
spesies yang cukup berbahaya,namun kadar racunnya tidak tergolongmematikan.
Walaupun begitu racun yg dimilikijenis ini berbahaya untuk anak-anak dan orang
yang alergi terhadap racun ini.
e. KALAJENGKING STRIPED BARK SCORPION
(centruroides vittatus)
ü
Type : Opportunistic Burrower
ü
Origin : Amerika Utara
ü
Size : 5-7 cm
ü
Temperamen : Tukup agresive
Seperti kebanyakan
kalajengking lainnya, jenis ini juga gampang ditemukan di sekitar habitatnya.
Tapi karena kedekatannya dengan manusia, jenis ini (walaupun tidak agresive)
cukup sering merugikan manusia. Sengatannya sangatlah menyakitkan.
Untuk beberapa orang dapat
terjadi selama 15-20 menit dan tidak jarang sampai hingga 2-3 hari. namun jenis
ini jarang sekali hingga menyebabkan kematian, beberapa laporan menyebutkan
bahwa jenis ini bertanggung jawab atas kematian beberapa orang namun itu semua
masih menjadi perdebatan.
Seperti kebanyakan
kalajengking lainnya, kalajengking yang berasal dari Amerika Utara ini juga
gampang ditemukan di sekitar habitatnya. Karena habitatnya yang kadang
berdekatan dengan manusia, kalajengking jenis ini cukup merugikan manusia
walaupun sebenarnya kalajengking yang berukuran dewasa 5 hingga 7 cm ini tidak
terlalu agresif. Sengatannya sangat menyakitkan dan untuk beberapa orang rasa
sakit akibat sengatan kalajengking ini dapat bertahan selama 15 hingga 20
menit, tapi tidak jarang ada yang sampai 2 hingga 3 hari. Menurut catatan,
kalajengking jenis ini jarang sekali menyebabkan kematian.
5. MAKANAN
Kalajengking termasuk karnivora, dia biasanya
memakan serangga kecil, cacing tanah, atau hewan kecil tanah lainnya
Serangga-serangga kecil seperti jangkrik, kecoa atau udang. Selain itu
kalajengking juga bisa diberi pakan berupa cacing tanah dan hewan-hewan kecil
tanah lainnya. Kalajengking juga memiliki sifat kanibal (memakan
sesamanya).
6. HABITAT
Kalajengking adalah sebuah arthropoda dengan
delapan kaki, termasuk dalam ordo Scorpiones dalam kelas Arachnida. Dalam kelas
ini juga termasuk laba-laba, harvestmen, mites, dan tick. Ada sekitar 2000
spesies kalajengking. Mereka banyak ditemukan selatan dari 49° U, kecuali New
Zealand dan Antarctica. Tubuh kalajengking dibagi menjadi dua segmen:
cephalothorax dan abdomen. Abdomen terdiri dari mesosoma dan metasoma.
Satu lagi jenis baru kalajengking dipublikasi dalam jurnal Acta Arachnologica 59 (1)
terbitan bulan 30 September 2010. Jenis baru yang dilaporakan oleh ilmuwan bernama Wilson Laurenco dan Bernard Duhem ini menjadi
jenis yang kedua untuk marga Chaerilus untuk Pulau Halmahera.
Sebelumnya, Laurenco mendeskripsi jenis baru
Chaerilus spinatus dari salah satu gua di Sagea yaitu Batu Lubang yang
merupakan gua terbesar di Halmahera bagian utara. Meskipun ditemukan di dalam
gua, namun jenis ini tidak mempunyai karakteristik morfologi yang khas untuk
hidup di dalam gua atau sebagai jenis troglobit.
Jenis baru ini dikoleksi oleh Louis Deharveng
dan Anne Bedos dalam ekspedisi mereka di Batu Lubang pada tahun 1988. Spesimen
tipe jenis baru yang dideskripsi dari Halmahera disimpan di Museum Zoologicum
Bogoriense, Cibinong Indonesia.
Sedangkan jenis pertama yang dipublikasi dari
Halmahera diberi nama Chaerilus telnovi yang ditemukan di Gunung Talaga sekitar
beberapa kilometer dari Gua Batu Lubang di Sagea. Jenis ini ditemukan dalam serasah dan merupakan jenis tak bermata
kalajengking serasah yang pertama kali dikenal di Asia.
Saat ini dikenal ada Chaerilus celebensis dari
Sulawesi dan konon Chaerilus sabinae yang merupakan salah satu jenis
kalajengking gua tanpa mata yang ditemukan di salah satu gua di Maros, Sulawesi
selatan.
Namun, dalam publikasi asli Chaerilus sabinae
dilaporkan berasal dari Matampa, India meskipun hal ini diyakini sebuah
kesalahan. Karena salah satu gua di daerah Pangakajene di Sulawesi Selatan ada
yang bernama Gua Mattampa dan oleh kolektornya dikoleksi dari gua tersebut.
Penemuan jenis baru oleh Laurenco ini semakin
menambah wawasan betapa masih besarnya potensi untuk temuan-temuan jenis baru
di Indonesia.
Kalajengking mendiami habitat yang luas
mulaidari gurun, hingga hutan,gua dan padang rumput luas,bahkan ditemukan di
bawah tumpukan batu salju pada ketinggia di atas 12000 kakidi pegunungan
Himalaya Asia.Contoh jenis kalajengking yang banyak ditemukan diAsia termasuk
Indonesia adalah jenis Heterometrus spinifer (Asian forestscorpion)
7. PERILAKU
Kalajengking tergolong serangga yang aktif di malam
hari(nokturnal) dan siang hari (diurnal). Ia juga merupakan hewan predator
pemakan serangga, laba-laba, kelabang, dan kalajengking lain yang lebih kecil. Kalajengking
yang lebih besar kadang-kadang makan vertebrata seperti kadal,
ular dan tikus. Mangsa terdeteksi oleh kalajengking melalui sensor vibrasi
organ pektin. Pedipalpi mempunyai susunan rambut sensor halus yang merasakan
vibrasi dari udara. Ujung-ujung tungkai mempunyai organ kecil yangdapat
mendeteksi vibrasi di tanah. Kebanyakan kalajengking adalah predator penyerang
yang mendeteksi mangsa ketika ia datang mendekat.
Permukaan tungkai, pedipalpi, dan tubuh juga ditutupi dengan rambut seta
yang sensitif terhadap sentuhan langsung. Meskipun kalajengking dilengkapi
dengan venom untuk pertahanan dan mendapat mangsa, kalajengking sendiri jatuh
menjadi mangsa bagi mahluk kalin seperti kelabang, tarantula, kadal pemakan
serangga, ular, unggas (terutama burung hantu), dan mamalia (termasuk
kelelawar, bajing dan tikus pemakan serangga).
Seperti halnya predator lainnya, kalajengking cenderung mencari makan di
daerah teritori yang jelas dan terpisah, dan kembali ke tempat yang sama pada
setiap malam. Kalajengking bisa masuk ke dalam komplek perumahan dan gedung
ketika daerah teritorialnya hancur oleh pembangunan, penebangan hutan atau
banir dan sebagainya.
Buthus Tamulus aktif pada
malam hari, berdiam dibawah batu, potongan kayu, dan ditempat yang gelap dan
lembab. Binatang ini kadang-kadang masuk kedalam tempat tinggal manusia
terutama selama musim hujan di negeri tropic.Mereka menangkap mangsanya,
biasanya laba-laba serangga, diplopoda danrodent, di dalam kukunya dan dengan
dorongan kebelakang dan kebawah dariabdomen yang menyerupai ekor memasukkan
sengat dengan racunnya yang dapat membuat lumpuh. Sebagian besar kalajengking
aktif di malam hari. Sebagaimana di tempat yang panas dan kering, kalajengking juga ditemukan di padang rumput,
savana, gua, dan hutan hujan/hutan berganti daun/hutan pinus. Bisa dari
kalajengking berdampak pada sistem syaraf korban. Setiap spesies memiliki
perpaduan yangunik.
8.
RACUN
Semua spesies kalajengking
memiliki bisa. Pada umumnya, bisa kalajengking termasuk sebagai neurotoksin (racun saraf). Suatu pengecualian adalah Hemiscorpius
lepturus yang memiliki bisa
sitotoksik (racun sel). Neurotoksin terdiri dari protein kecil dan juga natrium dan kalium, yang berguna untuk mengganggu transmisi saraf sang
korban. Kalajengking menggunakan bisanya untuk membunuh atau melumpuhkan mangsa
mereka agar mudah dimakan.
Bisa kalajengking lebihberfungsi terhadap artropoda lainnya dan kebanyakan kalajengking tidak berbahaya bagimanusia; sengatan menghasilkan efek lokal (seperti rasa sakit,pembengkakan). Namun beberapa spesies kalajengking, terutama dalam keluarga Buthidae dapat berbahaya bagi manusia. Salah satu yang palingberbahaya adalah Leiurusquinquestriatus, dan anggota dari genera Parabuthus, Tityus, Centruroides, dan terutama Androctonus. Kalajengking yang paling banyak menyebabkan kematianmanusia adalah Androctonusaustralis.
9.
PATOGENITAS
Spesies yang kecil
walaupun tidak dapat masuk kedalam kulit manusia tetapi dapat menyengat.
Manusia biasanya disengat apabila tangan / kakinya yang tidak terlindung
secara kebetulan menyentuh
Buthus Tamulus yang
bersembunyi didalam pakaian, sepatu / tempat persembunyian lain. Telah
dilaporkan kasus yang besar dan bahkan fatal, dengan reaksi sistemik, terutama
pada anak. Angka kematian pada anak dibawah umur 5 tahun dilaporkan tinggi di
India dan mesir. Racun Buthus Tamulus adalah suatu toksalbumin yang menimbulkan
paralisis, gangguan saraf, kejang otot, dan kerusakan paru-paru, gejala
setempat relativea dalah ringan, tetapi sakit sekali. Bisa dari kalajengking
berdampak pada sistem syaraf korban. Setiap spesies memiliki perpaduan yang
unik. Secara sistemik, ada suatu perasaan panas yang menjalar, dan gejala
paraesthesi umum, bergetarnyaotot, dan gatal mulai dengan cepat. Pada penderita
yang berat, terdapat kontraksi otot dan kejang otot menyerupai keracunan
strychin dan gejala shock. Kasus fatalter dapat pada penderita yang keadaannya
memperlihatkan pernafasan yang cepatdan sembab paru-paru
10. PENGOBATAN
Tourniquet hendaknya dipergunakan segera, dan
racunnya dikeluarkan dengan menghisap luka yang
dibuat oleh sengat kalajengking yang besar.
Sakitnya dapat dihilangkan dengan pemakaian kompres es setempat, semprotanetilklorida,
ammonia, obat yang menghilangkan sakit, suntikan novokain atau epinefrin
disekitar luka ataupun dengan memanfaatkan
tumbuhan disekitar misalnya getah batang
pisang dengan cara digosokkan di bekas
sengatan. Pengobatan sistemik bertujuan untuk mengatasi shock dan sembab
paru-paru. Telah dilaporkan bahwa kortison berguna sekali. Pada penderita yang
berat, antivenin, apabila tersedia harus diberikan.
11. REPRODUKSI
Berkembang biak secara ovovivipar dan
anak-anaknya dibawa untuk beberapa waktu dipunggung yang
betina. Metamorfosis Buthus Tumulus tidak sempurna yaitu telur – larva –
nimpa – dewasa, masa hidupnya sekitar 2-6 tahun.
1. Periode Kehamilan dari 2-18 bulan
2. Tiap betina melahirkan 25-35 anak yang memanjat ke punggung induknya
3. Mereka ada di punggung induknya 1-2 minggu setelah kelahiran
4. Setelah turun dari punggung, mereka butuh 2-6 tahun untuk mencapai
kematangan.
5. Rata-rata kalajengking hidup 3-5 tahun, tapi sejumlah spesies hidup hingga
10-15 tahun.
Kalajengking mempunyai ritual perkawinan yang kompleks,
jantan menggunakan pedipalpinya mencengkeram pedipalpi betina. Jantan kemudian
membimbing betina melakukan tarian percumbuan. Detailnya setiap jenis berbeda,
dengan memperlihatkan alat penyengatnya yang panjang pada jantan. Sperma dari
jantan dimasukkan ke dalam struktur yang disebut spermatofor, yang diletakkan
oleh jantan ke atas permukaan yang kelak akan diambil oleh betina. Yang jantan
menyapukan pektin ke atas permukaan tanah untuk mebantu menentukan lokasi yang
sesuai untuk meletakkan spermatofor. Selanjutnya kalajengkin betina akan
menarik sperma ini ke dalam lubang kelamin, yang letaknya dekat ventral
abdomen.
Kalajengking mempunyai
masa hamil dari beberapa bulan sampai lebih satu tahun, tergantung jenis, tempat embrio berkembang di dalam ovariuterus atau dalam divertikula khusus yang bercabang dariovariuterus. Anak-anak
yang dilahirkan hidup akan naik ke punggung ibunya. Ibunya
membantu mereka dengan membuatkan kantong melahirkan dengan kaki terlipat untuk
menangkap mereka ketika lahir dan untuk menyediakan mereka menaiki punggung
ibunya. Beberapa jenis kalajengking tidak membentuk kantong lahir.
Rata-rata, seekor betina bisa
melahirkan 25-35 ekoranak. Mereka tetap padapunggungnya, sampai mereka molting untuk pertama kali. Setelah kalajengking muda putih turun dari punggung betina, moling, kemudian
balik
lagi ke punggung induk selama 4-5 hari sebelum meninggalkan induk, biasanya dalam waktu 1-3 minggu setelah lahir.
Sekali mereka turun,mereka
sudah mampu bebas,dan secara periodik molting untuk mencapai dewasa. Biasanya molting terjadi 5 atau 6 kali selama 2-6 tahun untuk mencapai
dewasa. Rata-rata kalajengking kemungkinan hidup 3-5 tahun, tetapi beberapa spesies
bisa
hidup sampai 25 tahun. Beberapa jenis menunjukkan perilaku sosial, seperti membentuk agregasi selama musim dingin, menggali koloni dan mencari makan bersama.
12. PREDATOR
Ujung-ujung tungkai
mempunyai organ kecil yang dapatmendeteksi vibrasi di tanah. Kebanyakan
kalajengking adalah predator penyerang
yang mendeteksi mangsa ketika ia datang mendekat.
Permukaan tungkai, pedipalpi, dan tubuh juga ditutupi dengan
rambut seta yang sensitif terhadap sentuhan
langsung. Meskipun kalajengking dilengkapi dengan venom untuk pertahanan dan
mendapatmangsa, kalajengking sendiri jatuh menjadi mangsa bagi mahluk kalin
seperti kelabang, tarantula, kadal pemakan serangga, ular, unggas (terutama
burung hantu), dan mamalia (termasuk kelelawar, bajing dan tikus pemakan serangga).
Seperti halnya predator
lainnya, kalajengking cenderung
mencari makan di daerah teritori yang jelas
dan terpisah, dan kembali ke tempat yang
sama
pada setiap malam. Kalajengking bisa masuk ke dalam komplek
perumahan dan gedung ketika daerah
teritorialnya hancur oleh pembangunan,
penebangan hutan atau banir dan sebagainya.
13. BEBERAPA FAKTA TENTANG KALAJENGKING
Serangga yang satu ini
memang kurang disukai oleh manusia karena memiliki sengat beracun di ekornya.
Bentuk fisiknya yang unik namun menakutkan bagi kebanyakan orang semakin menegaskan bahwa serangga
ini adalah serangga yang berbahaya.
a. Fakta Tentang Kalajengking 1
Ada lebih dari 2,000
spesies kalajengking berbeda di bumi ini. Ekor kalajengking memiliki alat
penyengat dengan kelenjar racun di dalamnya. 40 sampai 50 spesies diantaranya
bahkan memiliki racun yang mampu untuk membunuh seorang manusia.
b. Fakta Tentang Kalajengking 2
Kalajengking berasal dari
keluarga laba-laba. Kalajengking merupakan hewan nocturnal seperti burung
hantu. Serangga ini umumnya memiliki panjang sekitar 2.5 sampai 20 sentimeter.
c.
Fakta Tentang Kalajengking
3
Kalajengking menyukai
tempat-tempat yang terbuat dari kain seperti pakaian dan celana. Itulah
sebabnya, tempat favorit mereka ketika pertama masuk rumah adalah sepatu!
d. Fakta Tentang Kalajengking 4
Walaupun beberapa spesies
memiliki mata yang jumlahnya mencapai 10, tetap saja mereka memiliki
penglihatan yang buruk.
e.
Fakta Tentang Kalajengking
5
Kulit kalajengking
memiliki bahan florescent yang bisa membuat mereka berubah warna menjadi hitam
apabila terkena sinar ultraviolet.
f.
Fakta Tentang Kalajengking
6
Setelah kawin,
kalajengking betina akan menjadi agresif dan mulai memakan pasangannya. Mereka
bahkan akan memakan anak-anaknya bila merasa kelaparan. Saungguh wanita yang
kejam!
g. Fakta Tentang Kalajengking 7
Habitat asli dari
kalajengking adalah di gurun pasir. Oleh karena itu mereka sudah terlatih untuk
dapat bertahan hidup tanpa makan dan minum sampai berbulan-bulan.
Kalajengking adalah
makhluk kecil yang sangat menakjubkan. Dengan hampir dua ribu spesies yang
telah berhasil diidentifikasi dan ditemukan di enam dari tujuh benua,
arthropoda ini telah mampu beradaptasi dengan beberapa lingkungan dengan
kondisi paling keras di bumi. Terbukti hanya di Antartika saja yang merupakan
tempat di bumi di mana anda tidak akan menemukan kalajengking.
Salah satu hasil adaptasi
yang mereka miliki adalah kemampuan untuk memperlambat tingkat metabolisme
mereka. Kalajengking juga memiliki organ yang disebut
"hepatopancreas" yang sangat efisien dan memenuhi fungsi setara
dengan hati dan pankreas pada manusia. Selain itu, kalajengking juga memiliki
kemampuan untuk mengkonsumsi makanan yang cukup banyak untuk ukuran tubuh
mereka. Fakta menunjukkan bahwa mereka diketahui dapat makan sampai sepertiga
berat tubuh mereka dalam sekali makan. Karena besarnya jumlah makanan yang
dikonsumsi, cara tubuh mereka yang sangat efisien dalam menghemat nutrisi, dan
kemampuan untuk memperlambat metabolisme mereka, kalajengking diketahui mampu
bertahan hingga satu tahun penuh atau selama 12 bulan tanpa makan sedikit pun.
Diperkirakan bahwa kalajengking hanya makan paling banyak 5-50 kali per tahun.
Seiring dengan kemampuan luar biasa untuk tidak makan selama setahun, beberapa
spesies kalajengking juga dapat menahan untuk tidak minum air yang selama dua
hari. Cara kerja metabolisme kalajengking juga memiliki manfaat lain yang tidak
dimiliki oleh spesies hewan lainnya. Sementara tingkat metabolisme yang lambat adalah
umum pada hewan-hewan yang berhibernasi, hewan-hewan tersebut tidak memiliki
kemampuan untuk bangun dari tidur mereka dan mempertahankan diri mereka ketika
diserang. Sementara kalajengking tidak dibebani dengan kelemahan ini. Ketika
mereka beristirahat dalam tingkat metabolisme yang rendah, mereka masih bisa
menyerang dengan cepat jika situasi darurat dan bahaya datang. Hal ini membuat
kalajengking dapat bertahan hidup dalam kondisi di mana metabolisme yang lambat
mungkin terpaksa harus mereka lakukan.
14. KEGUNAAN BAGI MANUSIA
Tak banyak orang tahu
khasiat kalajengking bagi pengobatan. Padahal, menurut Dr William Adi Teja,
MMed dari Klinik Utomo Chinese Medical Center, Jakarta, semua binatang merayap,
termasuk kalajengking, berkhasiat melancarkan peredaran darah. Hewan-hewan merayap ampuh untuk mengobati penyumbatan
pembuluh darah kronis. Obat-obat dari bahan herbal atau hewan lain tak mampu,
tapi binatang merayap ini dapat mengobati keluhan akibat penyumbatan darah.
Selain melancarkan
peredaran darah, hewan berbisa dan beracun ini juga mampu menyembuhkan penyakit
stroke, jantung, dan sirosis hati. Menurut Dr William, bukan
racunnya yang dipakai untuk mengobati penyakit, melainkan daging bagian ekor.
Itu pun setelah zat racun hewan yang berkembang biak setahun sekali ini
dinetralisasi.
Menurut Prof
Gopalakrishnakone, PhD, DSc dari Fakultas Kedokteran National University of
Singapore, bisa dan racun kalajengking tak selamanya berbahaya. Mekanisme
kerjanya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan pengobatan, di antaranya sebagai
penghilang rasa sakit, pereda ketegangan otot, antikanker, antimikroba, dan
antikejang.
Kini sejumlah obat telah
dihasilkan dari bisa dan racun alami, misalnya racun botulinum dari bakteri
anaerobik yang mencemari makanan kaleng. Racun ini juga dimanfaatkan untuk
terapi strabismus (mata juling), blepharospasm (kejang kelopak mata), dan
vagisnismus (kekejangan otot vagina). Arvin dari racun ular berbisa digunakan
untuk mengatasi gangguan penggumpalan darah.
Dijelaskan oleh Gopalakrishnakone, pada tahun 1998 Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA) mengkaji dan menyetujui peredaran empat obat berbahan dasar racun, baik bisa ular, kalajengking, laba-laba, maupun kerang kerucut. Racun dan bisa itu adalah aggrostatin untuk mengobati angina, captopril untuk tekanan darah tinggi, conotoxin untuk anestesi saraf tulang belakang, dan chlorotoxin untuk pengobatan tumor otak.
Dijelaskan oleh Gopalakrishnakone, pada tahun 1998 Badan Pengawas Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA) mengkaji dan menyetujui peredaran empat obat berbahan dasar racun, baik bisa ular, kalajengking, laba-laba, maupun kerang kerucut. Racun dan bisa itu adalah aggrostatin untuk mengobati angina, captopril untuk tekanan darah tinggi, conotoxin untuk anestesi saraf tulang belakang, dan chlorotoxin untuk pengobatan tumor otak.
Sayangnya, menurut Dr William, kandungan kimiawi hewan yang dapat hidup
hingga 5 tahun ini belum diketahui lebih lanjut. Meski demikian, dalam teori
pengobatan traditional chinese medicine, kalajengking merupakan salah satu
jenis serangga, bersama kelabang dan kecoak, yang paling banyak digunakan
masyarakat China untuk pengobatan.
Sementara itu, untuk
mengobati sakit akibat sengatan hewan ini, masyarakat Jawa secara turun-temurun
selalu menyiramnya dengan amonia atau air seni. Hal itu akan menghilangkan rasa
sakit dan bengkak akibat gigitan hewan ini.
Bila kalajengking yang
sudah ternetralisasi racunnya dimasak kembali dengan ramuan obat lain,
lanjutnya, hal itu tidak akan membawa manfaat lebih karena fungsi atau
manfaatnya sudah hilang. Oleh karena itu, ia menganjurkan agar kalajengking
diblender kemudian dibuat bubuk. Proses demikian berlaku bagi binatang merayap
lain jika digunakan untuk konsumsi obat.
Sirosis Hati
Di China bagian utara,
kalajengking dijual bebas. Di pinggir-pinggir jalan, kalajengking dijual dalam
bentuk kalajengking panggang atau sate. Harga yang ditawarkan untuk 1 sate
kalajengking sepanjang 5 cm sekitar 30 yuan (setara dengan Rp 33.000).
Sebelum menjualnya,
pedagang di China mengolah kalajengking berdasarkan rahasia pengobatan China
kuno, yaitu merebusnya dengan air jahe. Dari hasil wawancara Dr William dengan
pedagang di sana, untuk menetralkan racun juga bisa dengan cara menggoreng
kalajengking bersama batu tawas.
Meski di China utara kalajengking ramai diperdagangkan, tidak demikian di bagian lain dari negeri China. Hal ini dimungkinkan karena ada juga masyarakat China yang tidak tahu cara memanfaatkan kalajengking untuk pengobatan. Itulah kenapa pedagang obat tradisional China selalu menjualnya dalam bentuk bubuk atau pil.
Meski di China utara kalajengking ramai diperdagangkan, tidak demikian di bagian lain dari negeri China. Hal ini dimungkinkan karena ada juga masyarakat China yang tidak tahu cara memanfaatkan kalajengking untuk pengobatan. Itulah kenapa pedagang obat tradisional China selalu menjualnya dalam bentuk bubuk atau pil.
Diingatkan olehnya, dosis
sehari mengonsumsi bubuk kalajengking tidak boleh lebih dari 2 gram. Jika
terlalu banyak, dapat mengakibatkan alergi dan sesak napas.
Secara empiris, kata Dr
William, pasiennya sembuh dari gangguan penyempitan pembuluh darah setelah
sebulan mengonsumsi bubuk kalajengking sebanyak 0,3 gram sehari. Menurut dia,
dosis tersebut akan diturunkan apabila kondisi pasien mulai membaik. Ia
menegaskan, konsumsi kalajengking harus dihentikan bila tubuh sudah menunjukkan
gejala alergi.
Secara khusus ia
menegaskan, dalam praktik ia jarang memberikan ramuan kalajengking dalam bentuk
tunggal. Ia lebih sering mengombinasikan berbagai macam herbal dan hewan lain,
baru memberikan bubuk kalajengking sesuai dengan takaran. Contohnya, untuk
penyakit sirosis hati, ia selalu meresepkan lebih dari 15 macam ramuan.
Jenisnya antara lain batok penyu, alang-alang, kunyit, dan 0,2 gram bubuk
kalajengking. Pemakaian kalajengking pada kasus sirosis hati berfungsi untuk
menggempur hati yang mulai mengeras.
15. KASUS
Kuningan
News -
Para peneliti telah berhasil mengungkapkan mengapa kalajengking bersinar hijau
saat terkena sinar matahari. Kemampuan memancarkan sinar hijau terang ini
sejatinya sudah diketahui sejak lama. Namun sampai sebelum ini, para peneliti
terus dibuat penasaran bagaimana hewan itu bisa memiliki kemampuan tersebut.
Douglas
Gaffin, biolog dari University of Oklahoma yang melakukan investigasi terhadap
cahaya pendaran kalajengking, menemukan bahwa makhluk itu bisa ‘merasakan’
kehadiran cahaya menggunakan ekor mereka. Ia kemungkinan mengembangkan
kemampuan ini untuk membantu mereka bergerak di bawah bebatuan dan kegelapan.
“Kalajengking
merupakan hewan malam yang bergerak secara mandiri dan mampu memancarkan sinar
cyan-hijau di bawah sinar ultraviolet,” sebut Gaffin dalam laporan yang
dipublikasikan di jurnal Animal Behaviour. “Namun fungsi pendaran cahaya itu
masih misterius,” ucapnya.
Dikutip
dari DailyMail, 3 Januari 2012, Gaffin dan timnya kemudian ‘menutup mata’
kalajengking dan menguji mereka dengan berbagai variasi warna cahaya. Ternyata,
diketahui bahwa ekor mereka tampaknya memiliki fungsi seperti ‘mata’ kedua bagi
kalajengking.
Cangkang
seluruh tubuh hewan ini sendiri bekerja bagai ‘sensor’ yang mampu menghantarkan
informasi terkait cahaya ke sistem syaraf. Artinya, setiap bagian tubuh
kalajengking sebenarnya bisa ‘melihat’. “Kalajengking dapat menggunakan
informasi tersebut untuk mendeteksi tempat perlindungan, dan menutup bagian
manapun dari cuticle itu bisa mengurangi sinyal yang didapat,” sebut Gaffin.
(sj/VIVAnews)
16. PENCEGAHAN
Tingginya populasi kalajengking dapatmenjadi masalah dalam beberapa
keadaan.Bagaimana populasi kalajengking dapat dikurangi? Kalajengking sulit
dikendalikan dengan hanya denganmenggunakan insektisida. Oleh karena itu,
strategipengendalian pertama yaitu untuk Buanglah semua tempatØmemodifikasi daerahsekitar struktur permukiman. persembunyian kalajengking
seperti sampah, tumpukan kayu, papan, batu, bata Pelihara rumput di sekitarØdan berbagai benda di
sekitar gedung. perumahan dengan rutin memotongnya. Pangkas pohon dan
cabang-cabang pohon yang menggantung di sekitar rumag. Cabang pohon dapat
menjadi jalan ke atap bagi kalajengking.
Taruhlah kontainerØ20. sampah di dalam kerangka yang
membuat tempat sampah tidak langsung
Jangan sekali-kali membawa masuk kayu bakarØberhubungan dengan tanah. ke dalam rumah,
Tutuplah celahØkecuali ditempatkan
langsung di api. dan retakan yang ada di atap, dinding, pipa dan bagian
bangunan Pasanglah kawat kasa pada
jendela, pintu, dan tetap dijagaØlainnya. dari GunakanØkerusakan dan lain-lain.
lampu “black light”pada malam hari untuk memeriksa keberadaan kalajengking.
Tangkaplah dengan menggunakan tang yang besar dan panjang, kemudian lepas
kembali di BerbagaiØalam atau anda hancurkan. jenis insektisida dapat digunanakan, meski kurang
begitu efektif. Aplikasi insektisida residual dapat dilakukan pada bagian dasar
rumah Apabila disengatØyang dicurigai banyak
terdapat kalajengking. kalajengking, segeralah lakukan pengompresan dingin
dengan ice pack, dan segera pergi ke dokter.
Banyak pecinta hewan memeliharakalajengking sebagai pet atau
hewankesayangan. Tetapi perlu kehati-hatiandalam pelaksanaannya. Kalajengking
tidakdipelihara di dalam rumah atau dekatsekitar anak-anak. Meskipun racun
yangdikeluarkan relatif sedikit, dapatberakibat fatal bagi anak-anak atauorang
dewasa yang alergi terhadapracun kalajengking.