ANTARA SABAR DAN MENGELUH


Gunung Merapi mulai mengeluarkan semburan awan panasnya, Selasa (26/10/2010). Banyak orang yang kehilangan keluarga, harta benda dll.Kisah teladan kali ini Antara sabar dan mengeluh, sebuah kisah teladan bagi seseorang yang di tinggal oleh anak dan keluarganya, seperti yang terjadi di Negara Kita Akhir-akhir ini, akibat bencana alam .
Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita yang bersinar dan berseri wajahnya.

"Demi Allah, aku belum pernah melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,orang itu pasti tidak pernah risau dan bersedih hati."

Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, "Apakah katamu hai saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati karena risau, dan tak ada seorang pun yang bisa memgantu aku dalam hal ini."

Abu Hassan bertanya, "apa yang merisaukanmu ?"

Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban, dan aku mempunyai dua orang anak yang sudah boleh bermain dan yang satu masih menyusu, dan ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak besar berkata pada adiknya, "Hai adikku, maukah kamu aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing ?"

Jawab adiknya, "Baiklah kak, aku mau"

Lalu disuruh adiknya berbaring dan disembelihkannya leher adiknya itu. Kemudian dia merasa ketakutan setelah melihat darah memuncrat keluar dan lari ke bukit supaya di sana ia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan dan ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas terkena ke badannya habis terkupas kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang telah nikah dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pingsan hingga sampai menuju ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua."

Lalu Abul Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu ?"

Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dan mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berbeda. apabila sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan apabila mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti yakni sia-sia belaka."

Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran sangat dianjurkan oleh agama dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dalam setiap terkena musibah dari Allah. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi,:

" Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil keksaihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan surga baginya."

Begitu juga mengeluh. Perbuatan ini sangat dikutuk oleh agama dan hukumnya haram. Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda,:

" Tiga macam dari tanda kekafiran terhadap Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang."

Dan sabdanya pula, " Mengeluh itu termasuk kebiasaan Jahiliyyah, dan orang yang mengeluh, jika ia mati sebelum taubat, maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari wap api neraka." (Riwayat oleh Imam Majah)

Semoga kita dijadikan sebagai hamba Tuhan yang sabar dalam menghadapi segala musibah.

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post