MEMBINA KREATIFITAS ANAK

Setiap anak adalah seniman. Masalahnya tinggal cara mempertahankan agar ia tetap artis ketika sudah menjadi dewasa (Pablo Picaso)

Peranan keluarga terutama yang berkaitan dengan tingkah laku dan sikap orang tua, sangatlah penting bagi perkembangan anak, khususnya pada tahun-tahun pertama kehidupannya. Orang tua harus dapat menjadi penunjuk jalan bagi anak-anaknya, yaitu dengan menunjukkan mana yang baik dan buruk, serta menjadi tempat yang aman bagi anak untuk tumbuh dan berkembang sesuai usianya. Perkembangan dan kematangan psikologis anak sangat memerlukan adanya dukungan emosional, kehangatan, lingkungan yang aman, serta kedekatan fisik maupun psikologis dari kedua orang tuanya. Karena hal ini merupakan faktor yang sangat penting bagi perkembangan jiwa anak  termasuk tumbuhnya bakat serta kreativitas yang dihasilkannya.
Pada dasarnya setiap anak memiliki kreativitas. Selanjutnya tergantung pada orang tua untuk memupuknya. Kreativitas tidak hanya berkaitan dengan seni, namun diperlukan juga dalam setiap kegiatan, termasuk kegiatan dewasa yang menuntut pemikiran kreatif dalam pemecahan masalah.

Lalu, bagaimana cara kita sebagai orang tua dan pendidik  agar dapat menyiapkan anak menjadi kreatif? Yaitu, dengan cara membekali mereka keterampilan berpikir secara kreatif. Pengembangan kreativitas bertolak dari anggapan bahwa setiap anak pada dasarnya sudah mempunyai bakat sejak lahir. Bakat ini untuk setiap anaknya tidak sama jenis dan derajatnya. Ada yang mempunyai bakat musik, ada yang berbakat teknik dan ada lagi yang berbakat akademik atau berpikir intelektual.
Dalam usaha pembinaan kreativitas, bakat ini perlu dikenali, dipupuk dan dikembangkan meskipun derajat prestasi yang diperoleh berbeda-beda. Seorang anak yang berbakat musik misalnya, meskipun sudah diberi pendidikan musik sebaik-baiknya oleh orang tuanya, namun ia tidak bisa mengubah karya seperti Mozart, dan apabila orang tuanya tidak memberi kesempatan menerima pendidikan musik anak itu (setelah dewasa) kemungkinan  anak tersebut tidak akan menjadi guru sekolah musik yang baik.
Kemampuan dan prestasi seseorang merupakan hasil perpaduan antara faktor pembawaan dan faktor lingkungan (pendidikan), yang memungkinkan anak tersebut dapat mengembangkan bakatnya secara optimal. Pembawaan (bakat yang dibawa sejak lahir) yang berbeda-beda menyebabkan kemampuan anak pun berbeda-beda. Kemampuan ini bisa diibaratkan sebagai kendi (penyimpan) pengetahuan, yang bentuknya bisa kecil, sedang, dan besar. Sebagai kendi yang sedang, jumlah pengetahuan tertentu yang dijejalkan dalam pendidikan formal sudah cukup. Namun bagi kendi besar, mungkin dengan jumlah yang sama tersebut hanya dapat mengisi ruangan sedikit saja. Sedangkan bagi kendi yang kecil, jumlah yang sama itu sudah berlebihan dan tumpah sebagian, dan hal ini akan menjadi sesuatu yang percuma bila memasukan pengetahuan lebih banyak lagi.
Kita harus mengusahakan supaya kendi-kendi setiap masing-masing anak bisa terisi penuh, tidak kosong atau hanya terisi sebagian kecil padahal kemampuan yang sebetulnya adalah besar, tapi tidak dikembangkan secara optimal.

Pertanyaan yang muncul, bagaimana cara kita mengetahui apakah kendi pengetahuan seorang anak itu besar, kecil atau sedang? Hal ini bisa diketahui dengan melalui tes intelegensi dan tes kreativitas, atau dengan pengamatan perilaku anak dalam jangka waktu yang lama.

Apakah ada hubungan antara kreativitas dengan cara belajar anak ?
Kreativitas akan tercermin dari cara belajar anak, tergantung pada bagaimana cara belajar anak, apakah kreativitasnya akan berkembang atau kurang berkembang. Sistem pendidikan hendaknya menekankan pada cara belajar yang kreatif dan tidak semata-mata menekankan pada materi pelajaran yang diberikan oleh guru, yang kemudian anak harus menghafalnya. Menerima secara pasif bahan yang ditentukan oleh orang lain dan kemudian mereproduksi tidak menunjukkan cara belajar yang kreatif.
Kreativitas dapat lebih dipupuk dalam belajar, jika anak di beri kesempatan untuk ikut menentukan apa yang akan dipelajarinya. Tentu saja ada bahan-bahan tertentu yang harus dikuasai oleh semua anak, tetapi disamping itu hendaknya anak kadang-kadang juga diberi kebebasan untuk menentukan sendiri apa yang ingin di pelajarinya. Hendaknya anak juga dibiasakan untuk mencari sendiri apa apa yang ingin diketahuinya, misalnya mencari di dalam kamus atau ensiklopedia. Anak belajar kreatif dengan mengajukan pertanyaan (jadi tidak hanya guru yang mengajukan pertanyaan), berdiskusi, menemukan diri sendiri, atau melakukan sesuatu berdasarkan bahan pelajaran yang telah dipelajari, seperti membandingkan melakukan eksperimen dan sebagainya.
Mengajar anak agar kreatif adalah dengan cara menyampaikan pada anak agar cara belajarnya lebih ditekankan pada prosesnya, sebab hal ini lebih penting daripada mengajar apa yang harus ia pelajari. Materi pelajaran yang sekarang diberikan belum tentu berguna bagi anak, jika ia dewasa. Anak yang telah belajar bagaimana ia harus belajar akan dapat menemukan apa yang ia butuhkan.  Dalam satu kelas kemampuan anak berbeda-beda, meskipun diberikan materi yang sama pada saat yang sama namun akan terdapat daya serap yang berbeda.

Apa kerugian dan keuntungannya anak dibawah usia 4 tahun telah masuk TK ?
Sejauh mana usia dibawah 4 tahun dianggap terlalu awal masuk TK tergantung beberapa faktor :

ü    Kepribadian dan perkembangan anak. Apakah anak sudah cukup matang berpisah dengan orang tuanya, terutama ibunya untuk waktu tertentu ? Apakah anak sudah menunjukan minat dan keinginan untuk masuk TK ?

ü    Keadaan keluarga dan lingkungan keluarga. Apakah ibunya sepenuhnya berada dirumah ? kalau tidak apakah ada pengganti ibu dirumah? Apakah di rumah cukup ada rangsangan mental bagi anak, misalnya buku-buku, alat permainan edukatif atau kreatif ? Apakah anak dalam lingkungannya cukup dapat bergaul dengan anak-anak seusianya?
Jawabnya adalah:
Bagi anak yang sudah menunjukkan keinginan untuk masuk TK, dan ibunya kurang mempunyai waktu baginya karena bekerja atau jika keadaan rumah dan lingkungannya kurang dapat memberikan perangsangan mental pada anak, maka akan menguntungkan jika ia dapat masuk TK pada usia itu.

Apakah perbedaan antara nakal dan kreatif ?
Anak disebut nakal jika ia dengan sengaja melanggar peraturan yang sudah ia ketahui, tanpa alasan yang dapat diterima. Sedangkan kreatif adalah sikap dan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang  baru atau original.

Jelas ada perbedaan yang besar antara kreatif dengan nakal. Ada orang tua yang bingung apakah kenakalan anak harus dilihat sebagai ungkapan kreativitas yang seharusnya diterima atau dipahami atau sebagai kenakalan biasa, Misalnya anak yang cenderung merusak permainannya, ini bukan ungkapan kreativitas. Anak yang kreatif lebih senang mencipta daripada merusak. Jika kadang-kadang ia sibuk mreteli alat permainannya sehingga nampaknya seperti merusak, ini sebenarnya disebabkan oleh rasa ingin tahunya mengenai seluk beluk alat permainan tersebut, bukan karena keinginan merusak. Perilaku kreatif ini harus dibedakan dari perilaku merusak sesuatu dengan sengaja tanpa alasan yang dapat diterima.

Bagaimana kita tahu bahwa imajinasi anak berkembang ke arah yang positif ?
 Setiap anak memiliki daya imajinasi. Lalu bagaimana perkembangannya tergantung pada suasana lingkungan tempat ia tumbuh dan berkembang.
ü    Ada lingkungan yang cenderung menekan atau mengekang imajinasi anak. Misalnya sikap penduduk yang otoriter atau lingkungan yang tidak membolehkan anak berkhayal, lingkungan yang hanya menghargai apa yang  berguna ditinjau dari kacamata orang dewasa.
ü    Ada lingkungan yang memupuk kreativitas yang konstruktif (atau imajinasi yang positif ). Yaitu lingkungan dimana anak merasa aman dan bebas secara psikologis.

Seorang anak yang  merasa aman secara psikologis bila :
ü    Ia merasa diterima dan dihargai oleh lingkungannya. Jika lingkungannya memberinya kepercayaan bahwa ia pada dasarnya anak yang baik.
ü    Lingkungannya tidak terlalu cepat memberikan penilaian terhadap anak, apalagi penilaian yang negatif (kamu anak nakal) atau kamu tidak pernah melakukan sesuatu dengan baik, atau yang bersifat ancaman (kalau kamu terus begitu pasti tidak akan naik kelas).
ü    Pendidik berusaha memahami anak, mencoba mengerti pikiran dan perasaannya, mencoba melihat dari sudut tinjau anak.

Anak akan merasakan kebebasan psikologi apabila pendidik memberi kesempatan padanya untuk mengungkapkan dirinya secara spontan dan bebas. Tentu saja dengan cara-cara yang tidak merugikan lingkungannya. Anak boleh saja menyatakan kejengkelannya, kemarahannya, kesedihannya, tetapi tidak dengan memukul atau menyakiti orang lain atau merusak lingkungannya.
Jika lingkungan dapat memenuhi kedua kondisi tersebut (kebebasan dan keamanan psikologi), imajinasi dan kreativitas anak akan berkembang kearah positif.

Bagaimana mengatasi anak yang tampaknya mempunyai bakat kreativitas tinggi namun kurang berani mengutarakannya ?
Jika seorang anak kurang berani atau ragu-ragu untuk mengungkapkan kreativitasnya, pasti ada sebab atau alasan tertentu. Sebab pada dasarnya anak kecil secara alamiah memang sudah kreatif, ia spontan dan terbuka dan cenderung menyatakan sesuatu sebagaimana adanya. Ketakutan, rasa malu atau ragu-ragu timbul karena ia merasa kurang aman atau kurang bebas.
            Tidak ada perbedaan dalam pertumbuhan kreativitas anak laki-laki maupun perempuan. Yang mungkin berbeda adalah objek yang di perlakukan dalam mewujudkan kreativitasnya. Tidak salah pria suka main boneka, tetapi usahakan juga main alat permainan lain.

Ada pertanyaan lain yang muncul, yaitu,

Banyak anak yang seharian ditinggal kedua orangtuanya bekerja. Adakah dampaknya pada perkembangan kreativitasnya jika ia lebih banyak dirawat pembantu ?
JAWABNYA JELAS ADA. Dampaknya adalah bila orang tua tidak mempersiapkan sarana yang menyenangkan atau mengasyikan untuk anak tersebut. Sementara pembantu sendiri tidak mengerti tentang hal itu. Upaya yang dilakukan bila anak ditinggalkan dengan pembantu, adalah dengan cara berikan anak-anak buku-buku bacaan/ majalah anak-anak dan permainan yang mengasyikan bagi dirinya.



Bagaimana mempersiapkan seorang anak yang ada di dalam kandungan agar kelak menjadi anak yang kreatif ?
 Dalam hal ini, Ibunya harus berbuat hal yang kreatif, juga mau melakukan hal-hal positif yang mengasyikan. Lalu ada pertanyaan lain yang muncuk berkaitan dengan masalah ini, yaitu: Apakah sel-sel otak yang terdapat pada anak-anak yang berintelegensia tinggi dan rendah sama jumlahnya? Jawabnya adalah jumlahnya sama pada waktu lahir, tetapi kualitasnya  yang berbeda.

Bagaimana meningkatkan kreativitas ?
Tidak setiap waktu, anak bisa menampilkan kreativitas dan daya imajinasinya. Seperti para seniman, seorang anak juga mempunyai saat-saat inspirasi kreatif tertentu. Kita sebagai orang tua dapat memberikan rangsangan sebelum anak kita mulai berbuat sesuatu, dengan mengingatkannya pada beberapa pengalamannya, seperti pengalaman waktu mengunjungi kebun binatang atau sirkus misalnya, dengan demikian daya imajinasinya dapat dihidupkan.
Daya imajinasi anak makin kuat dan hidup, kalau pengalaman sensoriknya makin banyak dan makin kaya. Ia mendapat pengalaman tentang lingkungannya melalui kemampuannya untuk mendengar, melihat, mencium, mengecap dan meraba. Karena itu, tujuan pendidik pada masa awal ialah meningkatkan kesadaran sensoriknya.
Untuk merangsang pemikiran kreatif, kepada anak justru harus kita ajukan sejumlah pertanyaan terbuka, seperti bayangkan jika kamu menjadi guru, apa yang akan kamu lakukan ? lalu kita mendengarkan semua jawabannya. Jika anak tersebut tergolong anak yang kreatif, maka dapat dipastikan jawaban yang diberikannya tidak hanya satu,.
Tugas lain misalnya dengan membuat cerita empat kata, atau membuat aneka ragam gambar dari lingkaran, atau memikirkan untuk apa saja kardus sepatu bisa kita pakai ? lalu, bisa juga dengan memberi tugas membayangkan masa depannya dengan membuat pohon karier atau tugas yang meminta anak menyimak masa lalu, atau dengan membuat silsilah keluarga, dan lain-lain.
Sebagai pendidik kita tidak dapat menbekali anak dengan jawaban atau cara yang sudah siap pakai untuk memecahkan masalah dimasa depan. Tetapi  yang dapat kita lakukan adalah dengan membekali anak tersebut keterampilan berpikir dan sikap yang memungkinkannya untuk menghadapi tantangan hari esok secara kreatif dan inovatif (Prof. Utami Munandar/pakar pendidikan anak)

Teknik-teknik yang dapat dilakukan untuk mendorong Kreativitas anak

Kreativitas merupakan suatu proses atau produk keseluruhan dari berpikir, merasakan, menginderakan dan bertindak berdasarkan intuisi (kesadaran yang diperoleh dari ketidaksadaran). Semuanya ini  berjalan secara menyatu. Kalau yang berjalan hanya salah satu atau sebagian saja dari keempat fungsi dasar itu, maka kreativitas tidak akan terwujud.


Beberapa teknik untuk mendorong kreativitas yang melibatkan semua fungsi itu secara total, antara lain adalah:
ü  Membuat gambar yang tidak sempurna, tapi menarik, lalu meminta anak itu untuk menyelesaikan calon gambar itu.
ü  Misalkan ada kamar yang tadinya bisa memuat 3 anak, pada suatu saat sudah terlalu sempit. Jadi harus diubah susunannya. Karena sudah dewasa, tiga anak itu ingin mempunyai pojok sendiri, padahal ukuran kamarnya hanya 2x3 meter, sedangkan sekat dinding ada lemari pakaian yang  besar.

Untuk kasus kedua, apa yang dapat dilakukan ? mula-mula ibu yang bijaksana akan mengajak semua anaknya yang berkepentingan dengan kamar itu untuk mengumpulkan fakta yang ada diantara situasi yang membingungkan, dengan cara menjawab pertanyaan apa dan ada dimana. Informasi apa yang dimiliki tentang apa dan di mananya itu ?
  • Ibu tersebut mencoba menemukan dan merumuskan masalah yang terjadi, dengan  bertolak dari pertanyaan mengapa (tempat tidur digeser, misalnya dan bagaimana cara menggesernya), dengan tujuan untuk mendapatkan wawasan yang lebih luas tentang masalah mengubah susunan kamar itu. Ibu itu mengajukan open enden question yang mengundang ide seperti, bagaimana kalau begini ? kemudian muncul ide-ide yang berhasil di kembangkan.
  • Langkah berikutnya ialah mengkaji berbagai ide pemecahan masalah itu secara sistematis, yang  bertolak dari beberapa patokan tertentu, Kemudian mempertimbangkan kekuatan dan kelemahannya, diteruskan dengan penerimaan rencana mengatasi masalah mengatur kamar yang sudah terasa sempit itu


·                                 Urun Rembuk dan Disiplin Demokratis
Salah satu kiat mendorong kreativitas bagi remaja adalah dengan mengadakan berbagai perencanaan bersama dan tergantung pada minat, keperluan keluarga atau sekolah. Seperti misalnya rencana bepergian keluar kota bersama, rencana malam kesenian, reuni sekolah, dsb.
Dalam meningkatkan penalaran, selain melibatkan para remaja sebanyak mungkin dalam situasi yang tidak sempurna (atau mengandung masalah), hendaknya kita juga membiasakan diri mengajukan pertanyaan yang jawabannya tidak tersedia dalam buku. Mereka justru kita dorong untuk memberi urunan pikiran dan alternatif kemungkinan pemecahan berbagai masalah.
Ada baiknya juga membiasakan mereka membuat ramalan berdasarkan fakta dan pemikiran kreatif yang sudah mereka miliki. Beberapa kiat yang sifatnya open ended ini akan menggelitik anak untuk menghayati getaran penemuan secara kreatif.

·                                Bagaimana mengembangkan kreatifitas anak, kalau orang tuanya becerai ?
Menurut para ahli, sediakan peran pengganti yaitu nenek atau kakek dan ceritakan sejujurnya tetapi bijaksana, apa yang sesungguhnya terjadi. Ada anak yang mau menang sendiri saja, bagaimana sikap orang tua terhadap anak semacam ini ?. Dianjurkan untuk menyelidiki dahulu, apa sebenarnya yang menyebabkan anak itu bersikap begitu.
Anak kecil berusia 0-2 tahun sangat peka terhadap lingkungannya. Pada waktu bersamaan ia harus dilatih keteraturan. Jelas, mula-mula memang sukar, tetapi kalau kita sebagai orang tua mesti sabar, dan mengajak anak itu sejak kecil sudah hidup teratur. Maka setelah besar kita sudah tidak perlu banyak mulut untuk mentertibkannya.
Bagaimana mendidik anak agar disiplin, seperti disiplin untuk tidur siang?
Mestinya kita membeda-bedakan tiga jenis disiplin. Disiplin otoriter, yang menuntut untuk kepatuhan mutlak. Disiplin demokratis yang meskipun meminta keteraturan, tetapi masih meminta alasan, dan disiplin membiarkan (diturut boleh, tidak diturut ya tidak apa-apa). tetapi yang terakhir  ini sebetulnya bukan disiplin lagi.
Tips : MENGENALI MINAT DAN BAKAT PUTRA PUTRI ANDA SEJAK DINI

1.     Pada dasarnya semua orang memiliki potensi yang berbeda sejak lahir, yang menjadi permasalahan tidak jarang orang tua atau kita mengetahui seberapa besar potensi pada seorang anak
2.     Beberapa penelitian mengemukakan bahwa umumnya kita hanya/baru menggunakan 20 % potensi yang dimiliki. Lantas yang 80% larinya kemana?


Definisi :
  1. Minat adalah rasa ketertarikan seorang anak terhadap sesuatu bidang, misalnya olah raga, membaca, menulis atau terhadap hal-hal lain yang dianggap menarik
  2. Bakat adalah potensi yang dimiliki seseorang yang biasanya berkaitan dengan faktor bawaan/genetik dari orang tua yang dibawa sejak lahir, misalnya orang tua seorang penyanyi akan menurunkan kemampuannya pada anak
  3. Kombinasi minat dan bakat yang kuat akan lebih menyempurnakan hasil yang akan diperoleh, meski demikian bisa saja seorang anak yang tidak mempunyai bakat tertentu tetapi karena ketertarikan yang kuat akan mampu juga menghasilkan sesuatu yang positif


Bagaimana mengenali minat dan bakat putra putri anda sejak dini :

  1. Mengobservasi atau melihat secara kasat mata apa yang dilakukan oleh putra-putri, misalnya hobby terhadap bidang tertentu, misalnya menari, membaca, dsb  dan dilakukan secara terus menerus
  2. Segeralah arahkan kebiasaan putra-putri untuk lebih mendalami sehingga akan lebih dihayati dan disenangi
  3. Akan sangat disesalkan seandainya orang tua tidak dapat menyalurkan minat dan bakatnya sejak dini karena potensi yang ia miliki secara perlahan akan menghilang
  4. Jangan memaksakan suatu keinginan terhadap anak karena akan menimbulkan rasa frustasi dan potensi yang ada malah tidak akan berkembang optimal
  5. Ajak anak berbicara dari hati kehati untuk mengembangkan dirinya, biarkan ia memilih sesuai keinginannya
  6. Orang tua bisa saja menunjukan model-model keberhasilan sebagai contoh positif
  7. Jangan nilai uang dijadikan ukuran keberhasilan, karena kepuasan seorang tidak hanya tergantung dari nilai uang saja, orang tua bisa menunjukan dari bentuk lain, misalnya popularitas, ilmu yang bermanfaat atau hal-hal lain yang memberi kepuasan tersendiri
  8. Untuk mengoptimalkan bakat yang ada pada anak mulailah sejak dini untuk dikembangkan atau disalurkan.
  9. Beberapa lembaga menyediakan layanan untuk mengetahui minat dan bakat seseorang sejak dini.

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post