Falsafah Pancasila dalam Narasi Sejarah Islam di Andalusia

Bismillahirrahmanirrahim...
Walhamdu lillahi rabbil alamin, solatan wa salaman ala sayyidil mursalin, wa ala alihi, wa sohbihi ajma'in. Lama tidak menulis membuat saya hari ini tergerak untuk ya sedikit apa ini. Barusan saya membaca kisah penaklukan Spanyol (Andalusia) oleh pasukan Thariq bin Ziyad. beberapa hari yang lalu secara tidak disengaja saya juga mengajukan nama grup kajian saya dengan nama Thariq bin Ziyad. Memang tokoh yang namanya diabadikan menjadi sebuah selat yang menghubungkan daratan Afrika dan Eropa yakni Selat Gibraltar (Jabal Thariq) ini sungguh fenomenal. Namanya bisa disandingkan dengan nama-nama besar pahlawan dalam islam seperti Shalahuddin al Ayyubi, Muhammad al Fatih, Khalid bin Walid. Keberhasilannya membebaskan Andalusia pada sekitar abad 8 M (2 Hijriyah) membawa perubahan besar dalam sejarah Islam dan Eropa. Seperti yang kita ketahui, Eropa pasca Aristoteles dan filsuf-filsuf barat berada dalam masa yang suram. Banyak perumpamaan dan anekdot yang menggambarkan betapa suramnya Eropa pada waktu itu.
Setelah Islam membebaskan Andalusia, Barat mulai mengenal ilmu pengetahuan. Dari tubuh Spanyol Islam, lahirlah nama-nama besar seperti, Imam al Qurtubi, Ibnu Rusyd, dll. Daulah Umayyah Spanyol bahkan bertahan selama 8 abad, sebelum akhirnya habis oleh Raja Ferdinand dan Ratu Isabela.
Membaca sejarah peradaban Islam di Spanyol seperti membaca novel atau cerita-cerita khayalan, karena begitu menyuras persaan dan emosi. Banyak hiruk pikuk, kemenangan-kekalahan, masa keemasan dan kemunduran seperti kita menyelam di lautan yang luas, dan ternyata sudah sampai di ujung dunia karena tidak terasa oleh keindahannya.
Begitulah, Islam ketika berkuasa, tidak memonopoli. Ketika nilai dan syariat agama ditegakkan, maka sesungguhnya kita sedang membangun peradaban dan kemanusiaan. Dan itu sesuai dengan falsafah negara kita, Pancasila.


Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post