A. PENGERTIAN
Istilah “kepribadian” (personality) berasal dari kata latin “persona” yang berarti topeng atau
kedok, yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh pemain-pemain panggung, yang
maksudnya untuk menggambarkan perilaku, watak, atau pribadi seseorang. Bagi
bangsa Roma, “persona” berarti bagaimana
seseorang tampak pada orang lain.
Kepribadian (personality)
bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses sosialisasi
Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan
tingkah laku social tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan
berkehendak maupun perbuatan. Definisi kepribadian menurut beberapa ahli antara
lain sebagai berikut:
ü Yinger
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.
ü
Theodore R. Newcombe
Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki
seseorang sebagai latar belakang terhadap perilaku.
Menurut Agus Sujanto dkk
(2004), menyatakan bahwa kepribadian adalah suatu totalitas psikofisis yang kompleks dari
individu, sehingga nampak dalam tingkah lakunya yang unik.
Kepribadian menjadi dasar seseorang dalam bertingkah laku di dalam
masyarakat ataupun lingkungan sekitar, seperti lingkungan keluarga, sekolah,
kampung, maupun organisasi. Kepribadian adalah ciri watak seorang individu yang
bersifat hakiki dan tercermin pada sikap seseorang yang membedakannya dari
orang lain. Kepribadian juga merupakan organisasi dari faktor-faktor biologis,
sosiologis. dan psikologis yang mendasari perilaku individu. Dengan demikian,
kepribadian seseorang meliputi kebiasaan, sikap, dan sifat khas, yang dimiliki
seseorang dan terus berkembang jika ia berhubungan dengan orang lain.
B. FAKTOR-FAKTOR KEPRIBADIAN
Tidak semua keinginan
individu dapat dicapai secara sempuma. Sering kali ketidaktercapaian
keinginan-keinginan individu ini mendapat respon yang berbeda-beda dari setiap
individu yang berbeda dan hal ini sangat dipengaruhi oleh kepribadian. Untuk
itulah pembentukan kepribadian sangat penting dilakukan sejak individu berusia
dini. Pembentukan kepribadian dipengaruhi adanya empat unsur
penting, yaitu warisan biologis, warisan lingkungan alam, warisan sosial, dan
kelompok manusia.
Ø Warisan biologis (heredity)
Warisan biologis merupakan faktor yang berpengaruh
terhadap perilaku kompulsif (terpaksa dilakukan), kemudahan daiam pergaulan
sosial, dan keramah tamahan. Faktor Keturunan dalam warisan biologis mempunyai
pengaruh dalam membentuk jiwa kepemimpinan, pengendalian diri, dorongan hati,
serta sikap dan minat pada diri seseorang.
Banyak iimuwan berpendapat bahwa perkembangan potensi
warisan biologis dipengaruhi oleh pengalaman sosial seseorang. Bakat yang
merupakan warisan biologis perlu diasah terus-menerus untuk mengembangkan diri
melalui kehidupan bersama dengan manusia lain.
Ø Warisan lingkungan alam (natural environment)
Adanya perbedaan ikiim, topografi, dan sumber daya alam,
menyebabkan manusia harus menyesuaikan diri terhadap lingkungan alam.
Kebudayaan akan dipengaruhi juga oleh lingkungan alam. Upaya penyesuaian diri
dengan lingkungan alam ini akan memengaruhi pembentukan kepribadian seseorang.
Misalnya, seseorang yang hidup dalam lingkungan alam yang keras (daerah pantai
gurun akan mempunyai kepribadian yang kuat Hal ini disebabkan mereka harus
berjuang merawat lingkungan alam yang keras demi mempertahankan hidupnya.
Pada umumnya orang yang hidup di lingkungan alam yang
sejuk, subur, dan dengan iklim yang menguntungkan, mereka akan berkepribadian,
lebih lembut, patuh, dan tenang, meskipun tidak selalu demikian.
Ø Warisan sosial (social heritage)
Kebudayaan yang merupakan warisan sosial sangat
berpengaruh pada proses sosialisasi manusia Misalnya, teknologi yang dimiliki
oleh sekelompok masyarakat, akan diserap individu yang mengalami proses
sosialisasi dalam masyarakat tersebut dan digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
Ø Kelompok manusia
Kehidupan seseorang sangat dipengaruhi oleh kelompoknya.
Setiap anggota kelompok memiliki peranan-peranan yang diwariskan kepada anggota
kelompoknya. Kelompok manusia pertama adalah keluarga, tetangga, teman
sepermainan, teman sekolah, lingkungan kerja, dan media massa.
Dalam buku Psikologi
Pendidikan oleh H. Jaali pada tahun 2007, perubahan dalam kepribadian tidak
bisa terjadi secara spontan, tetapi merupakan hasil pengamatan, pengalaman,
tekanan dari lingkungan sosial budaya, rentang usia dan faktor-faktor dari
individu:
ü Pengalaman Awal
Sigmund Freud menekankan tentang pentingnya pengalaman
awal (masa kanak kanak) dalam perkembangan kepribadian. Trauma kelahiran,
pemisahan dari ibu adalah pengalaman yang sulit dihapus dari ingatan.
ü Pengaruh Budaya
Dalam menerima budaya anak mengalami tekanan untuk mengembangkan pola kepribadian
yang sesuai dengan standar yang ditentukan budayanya.
ü Kondisi Fisik
Kondisi fisik berpengaruh langsung dan tidak langsung
terhadap kepribadian seseorang. Kondisi tubuh meentukan apa yang dapat
dilakukan dan apa yang tidak dapat dilakukan seseorang. Secara tidak langsung
seseorang akan merasakan tentang tubuhnya yang juga dipengaruhi oleh perasaan
orang lain terhadap tubuhnya. Kondisi fisik yang mempengaruhi kepribadian
antara lain adalah kelelahan, malnutrisi, gangguan fisik, penyakit menahun, dan
gangguan kelenjar endokrin ke kelenjar tiroid (membuat gelisah, pemarah,
hiperaktif, depresi, tidak puas, curiga, dan sebagainya).
ü Daya Tarik
Orang yang dinilai oleh lingkungannya menarik biasanya
memiliki lebih banyak karakteristik kepribadian yang diinginkan dari pada orang
yang dinilai kurang menarik, dan bagi mereka yang memiliki karakteristik
menarik akan memperkuat sikap sosial yang menguntungkan.
ü
Inteligensi
Perhatian lebih terhadap anak yang pandai dapat menjadikan ia sombong, dan anak yang kurang pandai merasa bodoh. Apabila berdekatan dengan orang yang pandai tersebut, dan tidak jarang memberikan perlakuan yang kurang baik.
Perhatian lebih terhadap anak yang pandai dapat menjadikan ia sombong, dan anak yang kurang pandai merasa bodoh. Apabila berdekatan dengan orang yang pandai tersebut, dan tidak jarang memberikan perlakuan yang kurang baik.
ü Emosi
Ledakan emosional tanpa sebab yang tinggi dinali sebagai
orang yang tidak matang. Penekanan ekspresi emosional membuat seseorang murung
dan cenderung kasar, tidak mau bekerja sama dan sibuk sendiri.
ü Nama
Walaupun hanya sekedar nama, tetapi memiliki sedikit
pengaruh terhadap konsep diri, namun pengaruh itu hanya terasa apabila anak
menyadari bagaimana nama itu mempengaruhi orang yang berarti dalam hidupnya.
Nama yang dipakai memanggil ,mereka (karena nama itu mempunyai asosiasi yang
menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam pikiran orang lain) akan mewarnai
penilainya orang terhadap dirinya.
ü Keberhasilan dan Kegagalan
Keberhasilan dan kegagalan akan mempengaruhi konsep diri,
kegagalan dapat merusak konsep diri, sedangkan keberhasilan akan menunjang
konsep diri itu.
ü Penerimaan Sosial
Anak yang diterima dalam kelompok sosialnya dapat
mengembangkan rasa percaya diri dan kepandaiannya. Sebaliknya anak yang tidak
diterima dalam lingkungan sosialnya akan membenci orang lain, cemberut, dan
mudah tersinggung.
ü Pengaruh Keluarga
Pengaruh keluarga sangat mempengaruhi kepribadian anak,
sebab waktu terbanyak anak adalah keluarga dan di dalam keluarga itulah
diletakkan sendi sendi dasar kepribadian.
ü Perubahan Fisik
Perubahan kepribadian dapat disebabkan oleh adanya
perubahan kematangan fisik yang mengarah kepada perbaikan kepribadian. Akan
tetapi, perubahan fisik yang mengarah pada klimakterium dengan
meningkatnya usia dianggap sebagai suatu kemunduran menuju ke arah yang lebih
buruk.
Sebenarnya masih banyak
lagi hal hal yang mempengaruhi kepribadian, tetapi tidak dapat seluruhnya
disampaikan di sini mengingat keterbatasan keterbatasan yang ada.
C. TEORI-TEORI KEPRIBADIAN
Terdapat 3 toeri Kepribadian, yaitu sebagai berikut:
ALIRAN
PSIKOANALISA
Pada aliran ini
tokoh nya adalah sigmund freud,freud melihat individu dari sisi negatif
nya.baik dari alam bawah sadar (id,ego dan super ego) sesuatu yang
timbul dalam dirinya,mimpi dan masa lalu.misalnya:
ü Terbatas mengabaikan potensi yang dimiliki
individu
ü Melihat dari sisi debagai kodrat manusia
yang negative
Memberikan
gambaran psimistis tentang kodrat manusia dalam hal ini manusia adalah korban
dari tekanan-tekanan dan konflik masa kanak-kanak
ALIRAN
BEHAVOIRISTIK
Dalam aliran ini
manusia di perlakukan seperti mesin, maksudnya adalah manusia sudah mengatur segala
sesuatunya sebagai suatu sistem yang kompleks yag bertingkah laku menurut cara
yang sesuai hukum. misalnya:
ü Manusia itu sudah teratur dengan apa yang
sudah menjadi fungsinya masing-masing yang sudah tersusun baik dan di tentukan
sebelumnya dengan banyak spontanitas.
ü Dengan kegembiraan hidup dan kreativitas
layaknya alat pengatur panas dan menganggap manusia tidak memiliki sikap diri
sendiri.
Jadi individu
adalah manusia biasa yang memberikan respon positif terhadap stimulus dari
luar.
ALIRAN
HUMANISTIC
Aliran ini
memandang setieap orang mempunyai kemampuan untuk menjadi lebih baik dan
memiliki pandangan optimistic dan bisa maju (berkembang). Seperti misalnya:
ü Memiliki pandangan yang segar tentang manusia
ü Melihat potensi diri individu untuk tumbuh
berkembang sesuai keinginan untuk lebih baik atau lebih banyak dari pada apa
yang ada di dalam diri individu itu sendiri
Aliran ini sangat
berbeda dengan psikoanalisa dan behavoiristik yang mengabaikan potensi diri
pada individu.
Kritikan
aliran humanistic terhadap aliran psikoanlisa dan behavioristik.
Kritikan ini
diarahkan terutama kepada perspektif dan metodenya yang subyektif, dan tidak
reliable
Terhadap behavioristik
Behaviorisme yang bersifat mekanis dan
mementingkan masa lalu ini tidak sperti yang di pahami oleh aliran
humanistik,pada aliran humanistik sendiri adalah individu itu cenderung
mempunyai kemampuan atau keinginan untuk berkembang melebihi yang ada pada dalam dirinya dan
percaya pada kodrat biologis dan ciri- lingungan tidak menekankan pada tingkah
laku yang nampak dan menggunakan metode obyektif seperti halnya aliran
behaviorisme.
Terhadap psikoanalisa
Aliran humanistik tidak menyetujui sifat
pesimisme,karena dalam aliran humanistik individu itu memiliki sifat yang
optimistik,dan apabila pada psikoanalisa freud menekankan pada masa lalu,karena
dalam behaviorisme percaya pada kodrati individu yang maksudnya adalah individu
pasti dapat dan harus mengatasi masa lampau.
Selain itu juga manusia dapat berkembang dengan
potensi yang dimilikinya,dan tidak mengabaikan potensi seperti aliran
psikoanalisis.