Membaca adalah kewajiban murid dan merupakan pertanda ia serius
belajar dan mencari ilmu. Dalam prosesnya ada banyak kendala yang menghambat
kita sebagai siswa ketika hendak membaca. Contohnya saat membaca buku, hampir
pasti bagi yang belum terbiasa membaca, apalagi bukan materi yang diminati, ia
akan mengantuk, encok, pusing dan berbagai alasan lainnya. Membaca apapun itu
berlu latihan agar apa yang kita baca nanti bisa berbuah ilmu dan hikmah.
Karena sesungguhnya orang yang oleh Tuhan dikaruniai hikmah, ia telah
memperoleh karunia yang amat besar. Sekarang kalau ditanya, apakah sesuatu yang
sederhana itu mesti murah? Tentunya tidak. Yang memang ada misalnya warung
makan sederhana, maka dijamin harganya murah, rumah sederhana, pembuatannya
dulu juga murah.
Sekarang jika yang sederhana itu kemampuan hati dan pikiran kita
untuk menerima ilmu. Pasti dengan seperti itu kita telah terlatih sebelumnya
untuk menerima ilmu itu yang salah satunya dengan membaca tadi. Artinya ketika
proses yang telah kita lalui sebelumnya itu panjang dan telah terbiasa maka,
sesuatu yang untuk yang belum terbiasa itu rumit, tapi bagi yang sudah terbiasa
itu mudah dan sederhana. Kita ambil contoh jalan raya yang luas serta aspalnya
halus, dibandingkan dengan jalan sempit dan bergelombang. Bisa dipastikan di
atas medan yang halus tadi, berapapun bayaknya kendaraan yang lewat, tidak akan
terasa dan bisa melaju dengan cepat. Tapi beda dengan jalan yang bergelombang,
meskipun yang lewat hanya sedikit, akan terasa lama sekali. Begitu juga dengan
ilmu, akan mudah kita terima ketika otak kita telah terbiasa menerima dan
terlatih.