Memotret diri sendiri tanpa bantuan orang lain atau yang biasa disebut selfie akhir-akhir ini menjadi trend baru yang populer di kalangan remaja. Fenomena yang begitu terkenal sejak memasuki 2013 ini akhirnya menjadikan selfie sebagai ‘word of the year’ karena resmi masuk ke dalam Oxford Dictionaries (Kamus Oxford).
Selfie terkait dengan psikologi manusia yang umumnya ingin melihat dirinya sendiri. Dengan didukung oleh teknologi perkakas genggam (gadget) yang semakin canggih, hasil selfie biasanya akan langsung diunggah ke beberapa jejaring sosial atau dijadikan foto utama pada beberapa aplikasi seperti Whatsapp, BbM, Line, dan lain-lain.
Tujuan lain dari selfie selain mendokumentasikan wajah sendiri, adalah agar dapat merekam segala momen yang dirasakan oleh si pelaku selfie dalam berbagai suasana dan ekspresi. Hal ini menjadi begitu penting, mengingat pelaku selfie sering kali ditawarkan dengan fasilitas aplikasi foto yang ada di smartphone, seperti membuat wajah menjadi lebih mulus, lebih putih, dan sebagainya.
Jejaring sosial seperti Path, Instagram, Twitter, dan Facebook menjadi media yang tepat untuk berbagi foto selfie. Terlebih untuk para remaja, selfie seperti menjadi kewajiban tersendiri yang harus dilakukan setiap harinya. Terutama jika sedang berada di suatu tempat yang memiliki latar yang bagus.
Bagi beberapa orang, selfie adalah kegiatan yang menyenangkan apalagi untuk dilakukan berkali-kali. Utamanya adalah para perempuan yang senang mengambil berbagai ekspresi wajahnya sendiri menggunakan kamera depan ponsel atau menggunakan fasilitas cermin.