Sebelumnya, Sahabat mungkin pernah mendapat broadcast yang berisi, “. . . akan dibebaskan ia yang menyampaikan kabar gembira tentang blablabl dari api neraka, . . .” atau mendengar berita “. . . Yahudi adalah penyembah setan dan dajjal, . . .” atau bahkan kabar ‘gembira’ “. . . dikabarkan bahwa Paus Benediktus telah masuk Islam, . . .” dan tanpa berfikir dua kali langsung mempercayainya dan menekan tombol share. Eits, hati-hati ya! Kenapa?
Saat ini kita hidup di zaman modern, zaman IT, zaman globalisasi. Zaman dimana teknologi komunikasi dan informasi telah dan sedang berkembang sangat pesat. Buah dari perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang pesat ini adalah dimudahkannya kita mendapatkan ataupun menyebarkan berbagai informasi yang ada. Bahkan kita sudah tidak mengenal batas-batas wilayah, waktu, dan tempat. Dengan sekali klik, sebuah pesan dari Indonesia dalam hitungan detik sudah bisa sampai di Negeri Paman Sam. Tetapi, bukan kabar gembira dan kemudahan saja yang kita dapat darinya, tetapi juga kabar buruk. Kabar buruknya adalah tidak semua informasi yang kita dapat atau bahkan kita sebar adalah benar. Tidak sedikit diantaranya justru informasi yang syubhat, kurang tepat, salah, atau bahkan menyesatkan.
Jauh-jauh sebelum zaman IT ini muncul, Allah telah memperingatkan kita sebuah cara untuk selamat dari berbagai informasi yang tidak benar, yakni bertabayyun:
"Wahai orang-orang yang beriman, apabila datang kepada kalian orang fasiq dengan membawa berita, fatabayyanu! maka periksalah dahulu dengan teliti, agar kalian tidak menuduh suatu kaum dengan kebodohan, lalu kalian menyesal akibat perbuatan yang telah kalian lakukan." - QS. Al Hujurat : 6
Apa itu tabayyun?
Imam Asy Syaukani rahimahullah berkata, “Yang dimaksud dengan tabayyun adalah memeriksa dengan teliti” (Fathul Qadir, 5:65).
Sebagai seorang muslim, kita hendaknya selalu mengonfirmasi apapun informasi yang kita terima sebelum kita mempercayainya, mengamalkannya, atau menyebarkannya, baik itu berita (yang kedengarannya) bagus maupun berita buruk.
Ada beberapa sebab mengapa kita perlu bertabayyun:
- Tabayyun menjadikan diri kita bijaksana dalam menanggapi sesuatu
- Tabayyun menghindarkan kita dari sikap taklid buta
- Tabayyun menghindarkan kita menjadi pemfitnah ataupun korban fitnah
- Tabayyun menghindarkan kita dari menjadi pengadu domba (tanpa sadar) maupun korban adu domba
- Tabayyu menghindakan kita dari dosa berbohong
- Tabayyu menghindarkan kita dari penyesalan bertindak bodoh dan tergesa-gesa
Lebih lanjut tentang tabayyun. Salah satu hal yang juga kita harus berhati-hati dengannya adalah broadcast-broadcast informasi ‘islami’ entah dari SMS, BBM, WA, FB, ataupun media sosial. Senang sebenarnya melihat saudara-saudari kita saling mengingatkan.
"Watawashaubil haqq wa tawashau bi shabr" - QS. Al 'Ashr : 3
Mengapa kita harus berhati-hati dengannya?
Dari Salamah bin al-Akwa’ radliyallahuanhu berkata, aku pernah mendengar Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Barangsiapa yang berkata atas namaku sesuatu yang TIDAK pernah aku katakan, maka siapkan tempatnya di neraka”. - HR. Bukhari
Menyebarkan berita yang tidak sesuai adalah termasuk perkara bohong. Seperti kita tahu perkara bohong akan berujung pada dosa. Hal ini menjadi semakin 'parah' apabila di dalam informasi tersebut terdapat perkataan "Rasulullah bersabda . . ." . Alih-alih pahala, justru dosa yang malah kita dapat bila ternyata Rasulullah tidak pernah menyampaikan hal tersebut. Sebab itu, berhati-hatilah Sahabat dengan informasi yang kita dapat, cek dan ricek-lah informasi tersbut sebelum kita mempercayainya, mengamalkannya, atau menyebarkannya.
Tags:
tips