Disebuah
sekolah, ada 5 sekawan yang bernama Zafa, Shireen, Fatin, Fatan, dan Albi.
Mereka berlima adalah sahabat yang sudah menjalin pertemanan sejak di bangku
sekolar dasar.
Mereka
menghabiskan liburan dengan gembira bersama keluarga. Hingga suatu hari setelah
mereka pulang dari liburan.
(Ketika liburan
semester telah berakhir).
Shireen : Hay semua, gimana liburan kali ini?
Asyik Nggak? (Dengan penuh semangat).
Fatin : Tentu donk, aku ke puncak segar
banget udaranya, nggak kayak disini.
Zafa : Aku lho ke jogja. Meskipun udah
sering, tapi tetap asik . . . hehehe.
Shireen : Hu . . . iya-iya. Aku ke Surabaya,
meskipun 7 tahun udah disana.
Fatan : Kalian mah dipulau Jawa aja. Aku?
Di bali dapat kenalan bule pula.
Fatin : Wuih . . .
Zafa : Eh, teman-teman sebenarnya aku
heran dengan sikap Albi akhir-akhir ini.
Fatin : Maksudmu apa fa?
Zafa : Ya aneh aja gitu, Introver semenjak
dia pulang dari Bengkulu dia berubah banget. Berubah jadi Introver dan Oportunis
gitu.
Shireen : hemb, asik banget. Lagi ngomongin apa
sih?
Fatin : ini lho zafa sewot banget.
Katanya Albi Introver dan Oportunis.
Shireen : Emang gitu ya?
Zafa : Ya iyalah, sok Oportunis plus Diplomatis
banget.
Fatan : paan sich, kalau gak tau pokok
persoalannya itu gak usah cerama deh . . .!!! (dengan nada sensi).
Fatan : Iya-iya, maaf. Ada apa sich
sebenarnya?
Fatin : ini Zafa, dia bingung sama Albi
yang sekarangjadi Introver sama kita.
Shireen : Kamu ngerasain juga nggak tan?
Fatan : Gimana ya, aku tuh juga ngerasahin
ada yang berubah dari Albi.
Zafa : Tuh, benerkan? Songong banget
dia tuh (dengan penuh emosi).
Shireen : Hush jangan emosi dulu donk fa!
Tenang dikit deh! (sambil menenangkan emosi
zafa).
Fatin : init uh sebenernya bukan masalah
yang harus dibahas tahu. Mungkin dia Cuma black mood aja karena tugas buat
ujian praktek kita yang seabrek.
Zafa : Ya Allah, tugas drama kita
gimana? (dengan nada kaget).
Fatan : Sebentar, kan tugas itu seharusnya
udah harus Albi kumpulin ke kamu ren? Gimana naskahnya?
Shireen : Lha itu masalahnya. Albi belum
ngumpulin ke aku.
Fatin : Ya ampun, nanti kala Bu Hayun
marah gimana? Cari masalah aja sih Albi itu.
Zafa : Tuh anak selalu buat gara-gara
aja sih. Yaudah besok pagi kita tanyain dia. Sekarang aku mau pulang. Aku ada
janji sama Hasyim untuk kerja kelompok . . . hehehe.
Secara bersama
mereka bertiga menjawab
Fatin,Zafa,Fatan : OK. Hati-hati dijalan ya! (sambil
pulang kearah rumah masing- masing)
Keesokan harinnya saat tiba di
kelas. Sambil menunggu kedatangan Albi di kelas. Untuk menanyakan naskah ujian
praktek. (bel masuk telah berbunyi semua anak masuk kedalam kelas masing-masing
dan melaksanakan pembiasan).
(Setelah
pembiasaan selesai).
Zafa : Albi, sini kamu! (setengah
membentak).
Albi : Sebentar, ada apa sih
pagi-pagiudah main bentak aja.
Zafa : Naskah dramanya mana?
Albi : Naskah drama? Ya Allah, belumaku
buat fa. Terus gimana nih?
Shireen : Ya ampun, bi.kamu sibuk ngapain aja
sih? Cumin ngetik naskah aja nggak becus (penuh emosi).
Albi : Maafin aku ya! Aku lagi banyak
pikiran. Jadi aku nggak fokus ngapa-ngapain. Sekali lagi aku minta maaf ya!.
Zafa : Tapi kamu nggak kalau itu tugas
nggak jadi 2 hari harus dikumpulin. Mudah banget kamu bilang maaf dan belum
jadi (sambil membentak Albi yang sedang banyak pikiran).
Fatin : Albi, kita selama ini sudah sabar
ya ngadepin perubahan kamu semenjak pulang dari Bengkulu.
Albi : Kalian gak usah
ngungkit-ngungkit Bengkulu. Aku muak (dengan penuh emosi dan menggebrak meja
lalu pergi).
Shireen : Tuh anak kesambet apa sih? (bersama
kedatangan Fatan).
Fatan : Hay Ladies, kenapa pagi-pagi gini
muka udah ditekuk?
Zafa : Albi udha gila! Masak katanya
naskah dramanya belum jadi. Alesannya banyak pikiranlah, mesti itu asalannya.
Gak mutu banget (emosi semakin meningkat).
Fatan : Ha? Masak Albi kayak gitu? Itu mah
bukan Albi. Ya nanti aku Tanya dia, kenapa dia bisa berubah 180 derajat gak
kayak dulu.
Shireen : Terserah kamu aja tan.
Bel istirahat telah berbunyi semua
anak pergi ke kopsis dan kantin. Sedangkan Fatan menghampiri Albi yang sedang
melamun di kantin sekolah.
Fata : Hay Albi? Mau coklat? (sambil
mengasih coklat kepada albi).
Albi : Oh Fatan aku kira siapa, makasih
ya tan. Tan aku boleh curhat nggak?
Fatan : Tentu donk, kenapa enggak?
Albi : Ayah dan ibuku mau bercerai. Dan
ayahku menolak ibuku didepan mataku sendiri. Aku benci mereka. (sambil mengusap
air mata dipipinya).
Fatan : Ya Tuhan, kenapa masalah sebesar
ini kmau pendam sendiri, bi?
Albi : Aku gak mau kalau kamu, Shireen,
Fatin, dan Zafa ikut mikir masalahku tan. Aku nggak mau kalau kalian semua jadi
pecah konsentrasi karena aku.
Fatan : Ya nggak gitu juga. Kan kita
sahabat jadi kita semua harus selalu ada di suka maupun duka.
Albi : aku tahu itu. Terimakasih ya
Fatan, aku pengen broken home.
Fatan : He . . . jangan. Kan kamu kuat bi.
Aku yakin orang tuamu bakal rujuk kok. Aku yakin itu. (meyakinkan Albi agar
tetap semangat dan kuat).
Albi : Amin, semoga.
Bel pulang telah berbunyi menandakan
waktu pulang. Mereka pulang kerumah masing-masing.
Kesokan harinya berada didalam kelas
Zafa sedang menunggu Albi. Dia ingin menagih naskah drama yang Albi ketik.
Zafa : Albi, giamana?
Albi : Oh, ini naskahnya. Maaf ya aku
selalu ngecewain kalian berempat.
Zafa : Kamu sebenernya nggak ngecewain
kok, bi. Hanya saja kamu berubah akhir-akhir ini. Sebenernya ada apa denganmu,
bi?
Albi : Ah, aku Cuma black mood aja kok.
Udah ahh ganti topic aja yuk! (besama kedatangan Shireen dan Fatin).
Secara bersama
mereka berdua bertanya
Shireen dan
Fatin : Hay Albi? Gimana kabarnya
hari ini?
Albi : Hemb baik kok.
Shireen : Sebenarnya ada apa sih kamu kok
berubah akhir-akhir ini?
Albi : Cukup ya, aku nggak suka kalau
kalian semua ungkit-ungkit masalahku.
Fatin : Albi, kita itu sahabat. Jadi kita
bakal bantu kok semua masalahkamu. Kamu tinggal cerita saja padakami semua. (bersama
dengan kedatangan Fatan).
Fatan : Ada apa ini? Kok serius banget?
Shireen : Nggak ada apa-apa kok tan.
Albi : Oke . . .oke . . . aku bakal
cerita semuanya ayah dan ibuku mau bercerai dan ayahku menolak ibuku didepan
mataku. Aku benci mereka.
Zafa : Ya Tuhan, Albi yang tabah ya!
Aku yakin mereka tidak akan bercerai kok. Kalaupun harus pasti itu memang sudah
difikirkan matang-matang.
Shireen : Aku setuju dengan Zafa. Mungkin mereka
hanya . . .
Albi : Tapi aku bukan kalian yang bisa
kuat. Aku lemah.
Fatin : Albi coba kamu nenangin diri dulu
deh. Aku yakin kamu pasti bisa.
Albi : Baiklah. Terimakasih semuanya.
Fatin : Iya, sama-sama.
Zafa : Aku Yakin mereka bakal rujuk
kok, bi.
Shireen : Aku juga setuju sama Zafa.
Albi : Amin . . . !
3 bulan kemudian setelah hasil
kelulusan telah diumumkan dan perpisahan telah berakhir. Mereka bertemu lagi di
bangku SMA.
Albi : Teman-teman makasih atas do’anya
ya! Berkat do’a kalian akhirnya orang tuaku rujuk kembali.
Fatan : Oh ya? Alhamdullilah.
Shireen : Tuh benerkan?
Albi : Hehehe . . . Terimakasih banyak
ya!
Zafa : Kita berlimakan sahabat, jadi
apapun yang terjadi pasti kita do’ain yang terbaik buat kamu. Albi.
Albi : Iya, makasih semuanya.
Akhirnya keluarga Albi kembali utuh
dengan hidup bahagia. Dan 5 sekawan tersebut bersahabat sampai akhir hayat.
Tamat.
--- The End ---