Terjamah MAULID AL-BARZANJI III (tamat)

Terjamah MAULID AL-BARZANJI III (tamat)

Di Qudaid, beliau melewati tempat tinggal Ummu Ma‘bad, seorang wanita Khuza‘ah. Beliau ingin membeli daging atau susu darinya, namun tidak ada lagi. Lalu beliau melihat kambing di rumahnya telah ditinggalkan dari penggembalaan karena telah payah. Beliau meminta izin kepadanya untuk memerah kambing itu.

Wanita itu mengizinkan dan berkata, “Seandainya pada kambing itu ada susunya, niscaya kami mendapatkannya.” Kemudian beliau mengusap susu kambing itu dan berdoa kepada Allah, Tuhannya. Maka kambing itu mengalirkan susu, lalu beliau memerah dan memberi minum serta menyegarkan setiap orang dari kaum itu. Lalu beliau memerah, memenuhi bejana, dan meninggalkannya pada wanita itu.

Tak lama kemudian datanglah Abu Ma‘bad, sang suami, dan ia melihat susu itu. Hal itu benar-benar membuatnya sangat heran. Ia bertanya, “Dari manakah susumu ini? Padahal, tidak ada kambing perah di rumah ini yang dapat meneteskan air susu?”

Wanita itu menjawab, “Seorang laki-laki penuh berkah, demikian dan demikian tubuhnya, melewati tempat tinggal kita.” Ia berkata, “Ini adalah orang Quraisy.” Dan ia bersumpah dengan sebenarnya bahwa, seandainya ia melihatnya, niscaya ia akan beriman, mengikuti, dan mendekatinya.

Beliau tiba di Madinah pada hari Senin tanggal 12 bulan Rabi‘ul Awwal, dan bersinarlah penjurupenjuru kota ini yang suci. Orang-orang Anshar menjemput beliau, lalu beliau singgah di Quba’ dan membangun masjidnya atas dasar ketaqwaan.

Beliau adalah manusia yang paling sempurna bentuk tubuhnya, perangainya, memiliki tubuh dan sifat-sifat yang luhur. Ukuran tubuhnya sedang, putih kemerahmerahan warna kulitnya, lebar matanya, bercelak, tebal bibirnya, kedua alisnya tipis dan panjang. Gigi serinya renggang, mulutnya lebar dan bagus. Dahinya lebar dan berdahi bulan muda. Datar pipinya, hidungnya tampak sedikit tinggi dan mancung. Berdada bidang, telapak tangannya lebar, tulang persendiannya besar, daging tumitnya sedikit, jenggotnya tebal, kepalanya besar, rambutnya sampai ke daun telinga.

Di antara bahunya terdapat cap kenabian yang telah diratai oleh cahaya. Peluhnya jernih bagaikan mutiara, dan baunya lebih semerbak daripada harumnya katsuri. Cara jalan beliau tenang, seolah-olah beliau turun dari tempat yang tinggi. Bila beliau menjabat tangan orang dengan tangannya yang mulia, orang itu mendapati bau semerbak darinya sepanjang hari.

Bila beliau meletakkan tangannya di atas kepala anak-anak, diketahuilah sentuhannya pada anak itu di tengah anak-anak lainnya (Bila anak yang telah disentuh kepalanya itu kembali bermain dengan kawan-kawannya, dapat diketahui mana anak yang baru diusap kepalanya karena harumnya).

Wajah beliau yang mulia cemerlang seperti cemerlangnya bulan di malam purnama. Orang yang menyifatinya berkata, “Aku tidak melihat sebelum dan sesudahnya orang yang seperti dia. Dan tidak ada pula manusia yang melihat sepertinya.”

Beliau seorang yang sangat pemalu dan rendah hati. Beliau mengesol sendiri sandalnya, menambal pakaiannya, dan memerah kambingnya. Beliau melayani keluarganya dengan perilaku yang baik. Beliau mencintai orang-orang fakir miskin dan duduk bersama mereka, menjenguk orang-orang sakit di antara mereka, mengiringi jenazah mereka, tidak menghina orang fakir dan tidak membiarkannya fakir.
Beliau menerima alasan, dan tidak menghadapi seseorang dengan sesuatu yang tidak disukai. Beliau berjalan dengan janda-janda dan hamba sahaya. Beliau tidak takut kepada raja-raja, dan beliau marah karena Allah Ta‘ala dan ridha karena keridhaan-Nya. Beliau berjalan di belakang para sahabatnya dan bersabda, “Kosongkanlah belakangku untuk Malaikat Ruhaniyah!” Beliau mengendarai unta, kuda, baghal (peranakan kuda dan keledai), dan keledai yang dihadiahkan oleh sebagian raja kepadanya.

Beliau ikatkan batu di perutnya karena lapar, padahal beliau telah diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi. Gunung-gunung merayunya untuk menjadi emas baginya, namun beliau menolaknya. Beliau menyedikitkan hal-hal yang berkaitan dengan dunia. Beliau memulai salam kepada orang yang bertemu dengannya. Beliau panjangkan shalat dan beliau pendekkan khutbah Jum’at.

Beliau simpati kepada orang-orang mulia, beliau hormati orang-orang utama. Beliau bergurau tetapi tidak mengatakan kecuali yang benar yang disukai oleh Allah Ta‘ala. Di sini kami hentikan perkataan-perkataan baik yang berisi penjelasan-penjelasan. Dan sampailah penghabisan seluruh bacaan dalam menjelaskan perihal Nabi Muhammad dengan terang.

Ya Allah, wahai Dzat yang kedua tangan-Nya terbuka dengan pemberian, wahai Dzat yang apabila diangkat telapak-telapak tangan hamba kepada-Nya, Dia mencukupinya, wahai Dzat yang mahasuci dalam dzat dan sifat-Nya, Yang Maha Esa dari adanya sesuatu
yang menyamai dan menyerupai-Nya, wahai Dzat yang tersendiri (satu-satunya) dengan kekekalan, keterdahuluan (dan tanpa permulaan), dan azali, wahai Dzat yang selain-Nya tidak diharapkan, dan selain-Nya tidak dimintai pertolongan, wahai Dzat yang manusia bersandar kepada kekuasaan-Nya yang terusmenerus, dan Dia memberikan petunjuk dengan kemurahan-Nya kepada orang yang memohon petunjuk-Nya... kami mohon kepada-Mu, ya Allah, dengan cahaya-cahaya-Mu yang suci dari segala kekurangan, yang menghilangkan gelap gulitanya keraguan, dan kami bertawasul kepada-Mu dengan kemuliaan diri Nabi Muhammad, nabi yang terakhir dalam bentuknya dan yang paling awal dalam hakikatnya, juga dengan para keluarganya, bintang-bintang keamanan dan perahu keselamatan, serta para sahabatnya yang mempunyai petunjuk dan keutamaan, yang menyerahkan jiwa mereka kepada Allah karena mencari anugerah dari-Nya, juga para pembawa syariat beliau yang memiliki riwayat-riwayat dan kekhususan, yang merasa senang dengan nikmat dan karunia dari Allah... agar Engkau memberi petunjuk kepada kami supaya dapat ikhlas dalam perkataan dan perbuatan, dan Engkau luluskan apa yang dicari dan dicita-citakan setiap orang yang hadir, dan Engkau selamatkan kami dari tawanan nafsu dan penyakitpenyakit hati, dan Engkau wujudkan harapan-harapan yang kami prasangkakan terhadap-Mu, dan Engkau pelihara kami dari segala kegelapan hati dan cobaan.

Janganlah Engkau jadikan kami termasuk golongan orang yang ditunggangi hawa nafsu. Dan kami mohon agar Engkau dekatkan kepada kami, buah yang mudah diambilnya dan sudah matang karena keyakinan yang baik, dan agar Engkau hapuskan dari kami setiap dosa yang kami perbuat, dan agar Engkau tutup masing-masing dari kami akan cacatnya, kelalaiannya, dan kebingungannya, dan agar Engkau mudahkan bagi kami baiknya amal yang bagian-bagian puncaknya itu sulit, dan agar Engkau ratakan kepada kami perbendaharaan karunia-Mu yang mulia, dengan rahmat dan ampunan-Mu, dan agar Engkau kekalkan kekayaan kami dengan tidak membutuhkan selain Engkau.

Ya Allah, amankanlah kami dari hal-hal yang menakutkan, perbaikilah para pemimpin dan rakyat. Besarkanlah pahala bagi orang yang melakukan kebaikan pada hari ini.
Ya Allah, jadikanlah negeri ini dan seluruh negeri Islam aman dan makmur. Siramilah kami dengan hujan yang aliran hujan itu merata kepada tanah datar dan bukitnya. Ampunilah penggubah burdah yang baik dan berkenaan dengan kelahiran Nabi ini, Sayyidina Ja‘far, yang nasabnya sampai kepada Al-Barzanji.

Dan wujudkanlah baginya kebahagiaan, harapan, dan cita-cita dekat dengan-Mu. Dan jadikanlah tempat peristirahatan dan tempat tinggalnya bersama orang-orang yang didekatkan kepada-Mu. Tutuplah cacatnya, kelemahannya, keterbatasannya, dan kebingungannya. Dan ampunilah pula penulisnya, pembacanya, dan orang yang mendengarkannya.

Berilah rahmat dan kesejahteraan atas orang yang pertama menerima tajalli dari hakikat keseluruhan, yaitu Nabi Muhammad. Juga atas keluarganya, sahabatnya, serta orang yang menolong dan memuliakannya selama telinga dihiasi dengan anting-anting permata karena mendengarkan untaian kata tentang sifat-sifat beliau. Dan hiasilah para tokoh majelis atas yang lainnya dengan sifat-sifatnya.

Rahmat dan kesejahteraan yang paling sempurna semoga senantiasa tercurah atas junjungan kami, Nabi Muhammad, penutup para nabi, serta keluarga dan sahabatnya semua.

Mahasuci Tuhanmu, wahai Nabi, Yang memiliki kemuliaan dari sesuatu yang mereka (orang-orang kafir) sifatkan. Semoga kesejahteraan juga senantiasa terlimpah atas para rasul. Segala puji itu milik Allah, Tuhan sekalian alam.


by.kanganwar.blogspot.com
dikutip dari bonus majalah Al-Kisah edisi 2/27/2008

Post a Comment

Please Select Embedded Mode To Show The Comment System.*

Previous Post Next Post