Deddy Mulyana |
Profesor Deddy Mulyana saat ini menjabat Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran (Unpad). Pria kelahiran Bandung, 28 Januari 1958 ini telah lama melalang buana di bidang akademik. Selain sebagai seorang akademisi, Prof. Deddy juga dikenal luas sebagai seorang penulis buku.
Selama 36 tahun sejak tulisan pertamanya dimuat di media massa pada tahun 1974, Deddy yang meraih gelar doktor di Monash University ini, telah berhasil menulis lebih dari 30 judul buku. Tidak hanya itu, ratusan artikel ilmiah, fiksi, cerpen, cerita bersambung, dan puisi telah banyak ditulisnya dalam banyak surat kabar, majalah, dan jurnal ilmiah.
Sebagian besar karya Deddy membahas mengenai ilmu komunikasi. Bukunya yang berjudul Ilmu Komunikasi: Suatu Penghantar yang diterbitkan pada tahun 2000 berhasil menjadi best seller dan telah dicetak ulang sebanyak 14 kali. Seiring dengan komitmennya yang kuat untuk terus produktif berkarya, penghargaan pun telah banyak diperoleh Deddy, antara lain sebagai Mahasiswa Teladan Nasional (1981), Excellent Fulbright Student di Northern Illinois University, AS (1986) dan Inspirational Award dari Pemerintah Australia (2008). Penghargaan terakhirnya itu sendiri dia peroleh setelah dia berjasa mengembangkan Ilmu Komunikasi di Indonesia.
Pada tahun 2008, Deddy terpilih untuk menjabat sebagai Dekan Fikom Unpad hingga tahun 2012. Selama menjadi dekan, Deddy menunjukkan kinerjanya yang gemilang. Dia berhasil membawa Fakultas Komunikasi Unpad meraih penghargaan sebagai Best Universities School of Communications dari Majalah MIX Marketing Xtra (kelompok majalah SWA) pada awal tahun 2010 lalu.
Namun, Deddy kembali terpilih sebagai dekan Fikom periode 2012-2016. Dia dilantik langsung oleh Rektor Unpad. Rektor Unpad mengungkapkan banyak hal yang telah dicapai oleh Fikom Unpad pada masa jabatan Prof. Deddy sebelumnya. Namun, Rektor pun menekankan bahwa capaian tersebut jangan sampai tidak berkelanjutan.
Di luar kesibukan sebagai dekan dan guru besar, Prof. Deddy masih sering mengisi seminar atau ceramah-ceramah keagamaan. Di waktu luangnya, Prof. Deddy masih mengisinya dengan menulis buku dan menulis di media massa.
Untuk era saat ini, nama Deddy Mulyana, MA.,Ph.D bagi kalangan akademisi komunikasi di Indonesia, bukanlah nama asing. Setidaknya, professor lulusan Monash University Australia itu sepertinya telah mengambil alih nama besar professor komunikasi lainnya di Indonesia. Sebut saja Prof Muis asal Makassar, seorang professor kawakan yang dulu sangat dikenal kepakarannya.
Kenapa? Karena buku-buku terbitan Deddy kini telah menjadi literature penting bagi pencinta ilmu komunikasi. Saking populernya, buku Deddy terus menjadi ‘best seller’ setiap kali diterbitkan. Saya tak tahu kenapa disebut ‘best seller’? apakah karena memang digemari ataukah sekedar ‘jurus ekonomi’ penerbitnya.Saya ikut menyebut ‘best seller’, karena hologram jingga yang tampil ‘eye catching’ dibagian sampul depan.